Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN), Ratusan Kader Pencaksilat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kabupaten Cirebon menggelar Istighosah Kubro. Acara dipusatkan di Gor Mbah Muqoyyim Buntet Pesantren, Jl KH Wahid Hasyim, Astanajapura, Cirebon, Jumat (18/19).
Dalam kegiatan tersebut, Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Sayrozie turut hadir sekaligus menyampaikan orasi kebangsaan.
Juga hadir sesepuh Buntet Pesantren Cirebon KH Hasanuddin Kriyani, KH Ahmad Mursyidin dan KH Jailani Imam serta jajaran Polsek dan Danramil Kecamatan Astanajapura.
Pantauan NU Cirebon, suasana acara tampak berjalan dengan khusyuk dan khidmat. Kegiatan diawali dengan pembacaan fatihah dan Istighosah. Kemudian dilanjutkan dengan Orasi Kebangsaan oleh KH Wawan Arwani dan KH Aziz Hakim Sayrozie.
KH Wawan Arwani, dalam orasinya mengatakan, PSNU Pagar Nusa adalah pagarnya NU dan bangsa. Sebab menurut Kiai Wawan, semangat aktifitas Pagar Nusa tidak berbeda jauh dengan semangat para ulama terdahulu dalam menjaga NU dan bangsa.
“Perjuangan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari sangat terlihat betul bahwa beliau ingin mempertahankan dan memajukan NU dan bangsa,” ujarnya.
Kiai Wawan mengungkapkan bahwa, ajaran NU sangatlah luas dan luwes. NU, kata Kiai Wawan, tidak mengajarkan ujaran kebencian, apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan.
“NU selalu mengedepankan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwan Basyariah,” tegasnya.
Kiai Wawan berpesan kepada para kader PSNU Pagar Nusa agar ilmu bela diri pencak silat yang dimilikinya tidak digunakan untuk berpamer-pameran apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan.
Tetapi sebaliknya, ilmu beladiri harus digunakan untuk dakwah Islamiyyah menjaga dan memajukan NU dan bangsa sebagaimana yang dilakukan para santri dan ulama sejak dulu.
“Silahkan belajar pencaksilat, tapi bukan untuk gagah dan pamer. Tetapi untuk dakwah Islamiyyah sebagaimana yang diajarkan pesantren sejak dulu,” harapnya.
Sejalan dengan Kiai Wawan, KH Aziz Hakim Sayrozie mengapresiasi terselenggaranya istighosah. Menurut Kiai Aziz, Istighosah merupakan tradisi NU yang telah ada sejak sebelum para ulama mendirikan NU.
“Tentu ini tepat, ketika seluruh Banom dan Lembaga NU bergerak, ada saja elemen yang menggelar istighosah yang menjadi tradisi para ulama sebelum mendirikan NU,” jelas Kiai Aziz.
Kiai Aziz menghimbau, selain melaksanakan aktifitasnya sebagai seorang pencaksilat, PSNU Pagar Nusa juga terus menjaga tradisi-tradisi amaliyah NU. Pasalnya, aku Kiai Aziz, NU selalu menjadi incaran kaum-penjajah yang ingin memecah belah bangsa dan menguasai negara.
“Maka tugas kita adalah menjaganya dari gerakan-gerakan transnsional, ekstrimisme, dan intoleran yang tak memahami bagaimana negara ini didirikan,” pungkasnya.
Sementara itu, ketua pelaksana acara, H Asep Jazuli menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kapada seluruh pihak karena acara berjalan dengan lancar. Dengan berbakal skill, mental dan suportivitas tinggi, dirinya mengaku merasa optimis dengan terhadap keberadaan Pagar Nusa di tubuh NU.
“Saya optimis dengan para kader pagar Nusa. Karena selain melatih bela diri, juga melatih mental dan suportivitas yang tinggi,” pungkasnya.
(Abdul Muizz)