NU Cirebon
Peringatan Hari Lahir Garda Fatayat NU yang dilaksanakan kemarin, Senin (28/2), menjadi momentum tepat untuk menyerahkan Datasemen Khusus Wanita Banser (Denwatser) ke Garda Fatayat NU (Garfa).
Hal itu dilakukan sesuai dengan kesepatan bersama antara Fatayat NU, GP. Ansor dan PCNU Kabupaten Cirebon. Senin, (28/2).
Ketua PCNU Kabupaten Cirebon KH. Aziz Hakim Syaerozi mengatakan, pindahnya kelembagaan ini menjadi bentuk dedikasi yang tinggi kepada NU.
Hal itu menurutnya perlu dilakukan untuk menstabilkan dan memaksimalkan peran perempuan muda NU dalam menjaga tradisi, sigap dalam semua kegiatan NU, dan merespon cepat terkait isu-isu sosial yang terjadi ditengah masyarakat.
Kiai Aziz menjelaskan, penyerahan secara simbolis Denwatrser ke Garfa dari GP. Ansor kepada fatayat NU mungkin hanya satu-satunya di Indonesia, yaitu di Kab. Cirebon.
“Ini masuk akal dengan alasan yang rasional dan pendekatan yang cukup visioner, baik yang disampaikan oleh GP. Ansor maupuan Fatayat NU. Semoga ini menjadi pendorong wilayah lain untuk melakukan hal yang sama,” ujar Kiai Aziz.
Sementara itu, Ketua Fatayat NU Kabupaten Cirebon Roziqoh Sukardi merasa bangga dan senang dengan serah terima ini.
Lebih kanjut, Roziqoh mengatakan, serah terima ini dapat menjawab harapannya bahwa Denwatser melebur menjadi Garfa yang berada di bawah naungan Fatayat NU.
Roziqoh menegaskan, Garfa merupakan wadah Khusus perempuan Muda NU yang menjadi pelopor dan penggerak keterlibatan fatayat NU di tengah-tengah masyarakat dalam merespon persoalan sosial, budaya, dan kemanusiaan. Tentu saja, ini menjadi penunjang kesuksesan Fatayat NU ditengah masyarakat.
“Kami bersyukur akhirnya bisa bergabung jadi satu, semoga semakin kompak dan semangat dalam berkhidmat di Nahdlatul Ulama melalui GARFA,” katanya.
Ia berharap, serah terima ini menjadi ghiroh untuk kader-kader perempuan NU yang ada di garda terdepan dalam membela NU, memperjuangkan dan mengibarkan bendera NU di tengah-tengah masyarakat.
Ahmad Ibnu Ubaedilah, selaku ketua GP. Ansor Kabupaten Cirebon mengaku legowo dan ikhlas menyerahkan anggota perempuan Banser ke Garda Fatayat NU.
Meski begitu, Ibnu menjelaskan, sebenarnya di tubuh Banser tidak ada anggota perempuan karena memang dikhususkan untuk laki-laki.
“Kami sangat legowo menyerahkan anggota perempuan kami ke Garda Fatayat untuk selanjutnya dibimbing dan dibina oleh Fatayat NU. Kami yakin gerakannya akan semakin massif ke depannya karena sesama perempuan,” ucapnya.