NU Cirebon
Cirebon: Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cirebon menggelar debat kandidat calon ketua PC PMII dan Kopri PC PMII Cirebon.
Acara debat kandidat itu sekaligus pembuka rangkaian kegiatan Konferensi Cabang (Konfercab-XLII) yang berlangsung di Gedung Pemuda Kota Cirebon.
Acara tersebut mengusung tema “Alternasi Khidmat PC. PMII Cirebon Menuju Organisasi yang Adaptif, Transformatif, dan Progresif”. Senin, 6 Februari 2023.
Fikri Abdussalam yang mewakili Ketua Badan Pelaksana Konfercab-XLIII menegaskan, jantung organisasi adalah kaderisasi. Maka, debat kandidat ini sebagai upaya untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.
“Saya berharap kepada seluruh sahabat yang hadir untuk bersama mensukseskan dengan baik, tertib, dan menghasilkan pemimpin yang mampu melanjutkan estafet kepemimpinan PMII Cirebon,” kata Fikri.
Fikri menyebut, langkah yang dilakukan PMII Cirebon merupakan salah satu bentuk perjuangan. Karenanya, itu semua bisa menjadi amal ibadah yang akan mendapatkan balasan dari Allah.
“Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan semua pihak yang ikut membantu mensukseskan acara ini hingga berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Ketua PC PMII Cirebon, Alisa Riska Maulidiya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Badan Pelaksana Konfercab.
“Tidak terasa perjalanan Pengurus Cabang dalam membersamai dan melaksanakan tanggung jawab moral untuk jalannya roda organisasi ini begitu cepat. Saya juga mengucapkan terima kasih bagi para pengurus yang masih membersamai kami,” kata Alisa.
Dalam kesempatan sambutannya itu, Alisa juga menyampaikan terima kasih kepada Rayon dan Komisariat se-Cirebon yang sudah memberikan kritik dan sarannya selama kepengurusan berlangsung.
“Meski begitu, kami mengakui bahwa masih ada beberapa ketidaksempurnaan. Namun hal itu tidak serta mematikan semangat untuk terus melakukan inovasi untuk organisasi,” ucapnya.
Ia berpesan, kegiatan Konfercab ini jangan hanya dijadikan sebagai momentum politik semata, melainkan sebagai wadah adu gagasan untuk PMII Cirebon ke depannya.
“Silahkan mengikuti Konfercab ini dengan riang gembira, karena ini adalah ruang bersama. Maka, manfaatkanlah sebaik mungkin Konfercab ini,” ujarnya.
Perwakilan dari Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Barat, Syahid menyebutkan, PMII Cirebon merupakan salah satu cabang terbesar di dunia.
“Mengapa demikian? Karena hari ini PMII tersebar hingga ke luar negeri,” ucap Syahid.
Selain terbesar, Syahid juga mengklaim PMII Cirebon sebagai salah satu cabang tertua. “Jika berbicara usia, maka ada kaitannya dengan kedewasaan,” katanya.
“Ahli sejarah dari Eropa mengatakan, seorang manusia itu buta dengan apa yang terjadi sebelum ia dilahirkan. Maka jika ia telah dewasa namun tidak ada perubahan, maka ia hidupnya akan tetap menjadi bayi,” jelasnya.
Artinya, lanjut dia, kedewasaan adalah pemahaman dengan masa lalu, termasuk di ranah organisasi PMII.
“PMII Cirebon sebagai salah satu cabang tertua sudah seharusnya menjadi suri tauladan bagi cabang PMII lainnya,” kata dia.
Ia berharap, seluruh anggota dan kader PMII Cirebon jangan pernah melupakan sejarah PMII Cirebon itu sendiri.
“Selain itu, jika belum mampu memperbaiki organisasi, maka jangan pernah merusak organisasi,” tegasnya.
Mabincab PMII Cirebon, Alifatul Alifiati berharap, ajang Konfercab ini harus menjadi ajang bersama. Ia juga mengimbau bahwasannya dalam hajat ini para anggota dan kader untuk lebih mengedepankan kesadaran kritisnya.
“Karena kesadaran kritis ini merupakan pondasi berfikir PMII. Jika tidak, berarti patut dipertanyakan PMIInya,” kata Alifatul.
Lebih lanjut, Alifatul menegaskan bahwasannya Konfercab bukan wadah bagi ego seorang maupun kepentingan kelompok, akan tetapi kepentingan bersama.
“Sebagai orang tua, kami berharap Konfercab ini lancar, baik, menghargai pendapat satu sama lain. Saya tidak mau dengan Konfercab ini ada kekerasan, ada kelompok yang didiskriminasi, dan tidak dapat hak suara,” tuturnya.
Ia berharap, para peserta nantinya mampu memberikan penilaian yang objektif atas berjalanya kepengurusan PMII Cirebon. Tentunya dengan kesadaran kritis tadi.
“Yang namanya estafet itu ada kesinambungan dari kepengurusan sebelumnya. Belajar dari masa lalu, jadi pelajaran agar itu tidak terjadi, lebih strategis lagi,” ujar dia.
Alifatul menegaskan, Konfercab ini bukan hanya ajang pergantian orang perorang, tapi ada kesinambungan program.