NU Cirebon
Cirebon – Bulan Muharram termasuk bulan yang sangat istimewa dalam Islam. Umat Muslim sangat dianjurkan melaksanakan puasa sunnah selama bulan ini. Di antara bulan-bulan Hijriah, Muharram memiliki keutamaan tersendiri, bahkan dinilai sebagai bulan terbaik untuk berpuasa setelah bulan suci Ramadhan.
Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah ﷺ sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
“أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.”
(HR. Muslim)
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.'” (HR Muslim)
Hadits ini mempertegas bahwa Muharram termasuk bulan yang sangat mulia untuk berpuasa. Bahkan Nabi ﷺ menyebutnya sebagai “syahrullah” (bulan Allah), sebuah penyebutan yang menunjukkan kemuliaan dan keistimewaannya.
Menurut ulama Syafi’iyyah, seperti yang disebutkan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in, di antara bulan-bulan haram (al-asyhur al-hurum) yang dimuliakan dalam Islam, Muharram menempati urutan pertama sebagai bulan yang paling utama untuk berpuasa. Urutan berikutnya adalah Rajab, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, lalu Sya’ban dan hari Arafah.
Dengan kata lain, jika seorang Muslim ingin memperbanyak ibadah puasa sunnah di luar bulan Ramadhan, maka bulan Muharram menjadi pilihan terbaik untuk memulainya.
Puasa Tasu’a dan Asyura: Ibadah Istimewa pada Tanggal 9 dan 10 Muharram
Salah satu praktik puasa sunnah yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, dikenal dengan puasa Tasu’a dan puasa Asyura.
Puasa Asyura yang jatuh pada 10 Muharram memiliki fadhilah yang luar biasa, yaitu penghapusan dosa selama satu tahun yang telah lalu. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih berikut:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
(HR Muslim)
Artinya: “Dari Abu Qatadah r.a., beliau berkata: Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang keutamaan puasa Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu.’” (HR Muslim)
Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah yang diberikan melalui ibadah puasa Asyura, yakni penghapusan dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya, asalkan tidak berkaitan dengan dosa besar yang memerlukan taubat khusus.
Hikmah Puasa Tasu’a dan Pembeda dari Kaum Yahudi
Nabi Muhammad ﷺ juga menganjurkan untuk menambah puasa pada tanggal 9 Muharram yang disebut dengan puasa Tasu’a. Tujuannya untuk membedakan praktik umat Islam dengan tradisi puasa kaum Yahudi yang juga berpuasa hanya pada 10 Muharram.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., Nabi ﷺ bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ
(HR Ahmad)
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., Nabi ﷺ bersabda: ‘Berpuasalah pada hari Asyura, dan bedakan diri kalian dari kaum Yahudi. Puasalah juga sehari sebelumnya (Tasu’a) atau sehari setelahnya (11 Muharram).’” (HR Ahmad)
Dengan demikian, ada tiga cara pelaksanaan puasa Asyura yang dijelaskan para ulama, termasuk al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani:
• Puasa pada 10 Muharram saja (Asyura).
• Puasa 9 dan 10 Muharram (Tasu’a dan Asyura).
• Puasa 9, 10, dan 11 Muharram untuk kesempurnaan.
Pendapat ini disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari (jilid IV, hlm. 245–246), sebagai bentuk ijtihad berdasarkan hadits dan sikap Nabi di akhir hayatnya.
Menghidupkan Sunnah dengan Mengamalkan Puasa Muharram
Meskipun puasa di bulan Muharram bersifat sunnah, menghidupkan amalan ini memiliki banyak keutamaan. Selain menjadi bentuk cinta kepada Nabi ﷺ, juga menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa, memperkuat keimanan, serta membentuk ketakwaan yang lebih dalam.
Dalam praktiknya, umat Islam dianjurkan:
• Menjaga niat puasa dengan ikhlas karena Allah.
• Mengawali hari dengan sahur, walaupun hanya dengan air.
• Menahan diri dari segala bentuk maksiat, selain dari lapar dan haus.
• Menutup puasa dengan berbuka sesuai sunnah, disertai doa.
Puasa di bulan Muharram, khususnya pada tanggal 9 (Tasu’a) dan 10 (Asyura), merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Ia tidak hanya berisi nilai-nilai spiritual berupa penghapusan dosa, tapi juga menjadi sarana menghidupkan syariat Nabi ﷺ dan menegaskan identitas keislaman.
Melalui hadits-hadits yang shahih dan penjelasan para ulama, terlihat jelas bahwa puasa ini memiliki keutamaan yang besar. Mengamalkannya menjadi bentuk kecintaan terhadap sunnah Rasul, dan sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah dengan amal saleh.