NU Cirebon,
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Seminar Pancasila Pemuda Nahdlatul Ulama di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu, (14/3).
Dalam keynote speaker-nya Kepala BPIP Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi menegaskan Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sumber kekuatan dalam merawat agama dan negara sebelum negara merdeka khususnya di Cirebon.
“Cirebon juga menjadi basis perlawanan rakyat melawan kolonialisme. Pesantren-pesantren Cirebon membentuk laskar Hizbullah dan Sabilillah yang menjadi benteng resolusi jihad melawan penjajah yang ingin menguasai kembali Indonesia yang merdeka”, ucapnya.
Dalam seminar dengan tema tema “Generasi Pancasila: Merawat Agama dan Kebangsaan” Ia menjelaskan keyakinan agama Nahdlatul Ulama bukan justru bukan penghalang yang meruntuhkan semangat kebangsaan justru memperkuatnya.
“Dalam konteks inilah, tradisi perlu dirawat dan dikembangkan untuk memperkokoh semangat kebangsaan”, jelasnya.
Pemecah rekor dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) itu menekankan warga NU jangan memusuhi bahkan melawan negara.
“Warga NU perlu dimobilisasi untuk memperkokoh wacana kebangsaan, agar publik dan ruang publik kita tidak dipenuhi oleh ujaran kebencian dan memusuhi negara” tegasnya.
Ia mengajak warga NU untuk melakukan terbaik untuk agama dan negara sesuai dengan kemampuannya.
“Mari bersama-sama kita jaga NKRI, tuluskan niat kita untuk kebaikan bersama. Seperti sasanti Kabupaten Cirebon: “Rame ing Gawe, Suci ing Pamrih”, tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH. Aziz Hakim Syaerozi S.Fil memastikan NU menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI terbukti dari proses sejarah.
“NU adalah organisasi yang sudah menjadi besar, selalu menjadi garda terdepan menjaga NKRI, hal ini terbukti dari proses sejarah, terjadi tarik menarik untuk menentukan Pancasila menjadi ideologi Negara”, ujarnya.
Menurutnya Pancasila sudah menjadi ruh dari agama untuk berkehidupan berbangsa bernegara maka sejarah NU tidak boleh dilupakan.
“Pancasila adalah ruh dari agama itu sendiri, oleh karena itu kepada pemuda, tokoh agama, sejarah ini tidak boleh dilupakan”, imbaunya.
Sementara itu Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP M. Akbar Hadi Prabowo, SH., MH mengatakan kegiatan tersebut merupakan upaya BPIP sebagaimana peraturan Presiden untuk memperkuat Ideologi Pancasila.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata BPIP untuk menggali, memaknai dan mengamalkan Pancasila kepada masyarakat Cirebon khususnya”, ujarnya.
Disamping itu turut hadir Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Dr. H. Waryono AG M.Ag, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon KH. Wawan Arwani Amin, Direktur Pengkajian Materi BPIP Dr. Muhammad Sabri (Direktur Pengkajian, Kasubdit Sosialisasi Hotrun Siregar S.Sos., M.Si, Kasubdit Pengembangan Jarinhan BPIP Rahmat Mustafa S.STP., M.Si dan puluhan anggota IPNU, IPPNU, Fatayat, Ansor, PMII dan Banom-Banom NU di Kabupaten Cirebon.
Untuk mencegah penyebaran COVID-19 seminar yang ditayangkan di kanal youtube BPIP tersebut juga telah mematuhi protokol kesehatan, seperti swab antigen, menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.