NU Cirebon
CIREBON – Pengurus PCNU Kabupaten Cirebon harus benar-benar kerja keras. Karena tuntutan NU sekarang tidaklah seperti dulu.
Demikian pesan yang disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad pada acara Pelantikan Pengurus PCNU Kabupaten Cirebon Masa Khidmah 2022-2027 di Paseban Keramat Sunan Gunung Jati. Sabtu, (24/9/2022).
“Pengurus NU sekarang tuntutannya banyak, mulai dari peraturan hingga zaman. Selain itu tantangannya juga semakin kompleks. Karenanya, pengurus NU harus menyiapkan waktu, tenaga, dan pikiran,” ujar Kiai Juhadi.
Dengan demikian, kata Kiai Juhadi, NU Kabupaten Cirebon kian berkembang dan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, saya berharap kepada pengurus PCNU Kabupaten Cirebon untuk mampu meningkatkan perekonomian, pelayanan kesehatan, serta pelayanan pendidikan. Karena menurut saya, soal agama NU bisa dibilang telah selesai melalui pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan lainnya,” ucapnya.
Kiai Juhadi berpesan bahwa NU sekarang untuk beralih bagaimana menuju profesionalisme. Sebab apa yang selama ini dilakukan oleh warga NU ketika dituntut melakukan profesionalisme masih sangat lemah sekali.
“Diakui atau tidak, dirasakan atau tidak, nayatanya memang seperti itu. Padahal jika kita mampu profesional, maka misalnya NU Cirebon punya air minum yang berlabel NUmineral, jika warga NUnya minum produk ini, maka bisa jadi NU Kabupaten Cirebon akan kaya,” katanya.
Kiai Juhadi menambahkan, begitu pula produk-produk yang dihasilkan oleh warga NU. Misalnya produk perikanan, pertanian, dan lain sebagainya. Ketika merasa memiliki apa yang menjadi produk dan dikelola oleh warga NU, maka menurutnya akan menjadi kebangkitan perekonomian NU yang ada di Kabupaten Cirebon.
Pada kesempatan itu, Kiai Juhadi juga menyampaikan bagaimana perjuangan ulama terdahulu dalam menjaga kerukunan.
Menurutnya, betapa hebatnya ulama dahulu membangun dasar ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Sekalipun tidak dijelaskan secara nyata oleh para pendahulu di tengah masyarakat, akan tetapi hal itu sesungguhnya terdapat ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah.
“Betapa menjamurnya Jami’yah-jami’yah, Majelis ta’lim-majelis ta’lim di desa-desa yang mampu menjadikan pondasi atau dasar kekuatan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah di Indonesia,” kata Kiai Juhadi.
Ia menjelaskan bahwa betapa sulitnya pendahulu merawat umat dari ketersinggungan-ketersinggungan dan pertikaian.
“Ulama terdahulu kerap kali membangun jami’yah dan silaturrahim. Sehingga gesekan tersebut mudah diselesaikan oleh Kiai-kiai kampung,” imbuhnya.
Hal tersebut menurut Kiai Juhadi merupakan pondasi ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah oleh ulama terdahulu.
“Hal yang berbeda terjadi di luar negeri, Timur Tengah misalnya. Sekalipun ajaran Islam turun di Saudi Arabia, tetapi menjaga masyarakatnya agar tidak konflik ini sangat susah sekali,” jelas Kiai Juhadi.
Ia pun mengajak warga NU Kabupaten Cirebon untuk bersyukur lahir dan hidup di Indonesia yang kondisinya sangat mudah sekali bisa disatukan dan diselesaikan konfliknya oleh Kiai yang ada di kampung.
“Saya selaku Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat mengucapkan selamat kepada Pengurus PCNU yang hari ini sudah dilantik, serta menyatakan ikrar dan baiatnya,” tandasnya.