NU Cirebon
Cirebon: Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon menggelar Seminar Edukasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (BPR) dan Sosialisasi Quick Response Code Indonesia Standart (QRIS). Ahad, 2 April 2023.
Acara yang berlangsung di Aula Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon itu diikuti oleh perwakilan pengurus Lembaga dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) se-Kabupaten Cirebon.
Kepala KPw BI Cirebon Hestu Wibowo menjelaskan, tugas BI adalah mencetak dan menggandakan uang.
“Uang itu ada tunai dan non tunai. Terciptanya hang non tunai tak lepas dari perkembangan teknologi digitalisasi saat ini. Artinya sekarang ini uang tidak lagi dalam bentuk cash,” kata Hestu.
Dulu, lanjut dia, sudah ada cek yang memang merupakan uang non tunai berbasis kertas. Ada juga berbasis kartu seperti kartu kredit, debit, dan ATM.
“Namun sekarang ini bentuk uang berkembang dengan bisa disimpan dalam bentuk digital,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa sejarah transaksi dimulai dari tukar menukar atau barter, baik menggunakan emas ataupun perak.
“Pembayaran digital ini sempat menjadi solusi saat pandemi. Saat itu masyarakat dibatasi dengan tidak boleh keluar rumah, namun berkat teknologi mereka bisa tetap bertransaksi menggunakan digital,” jelasnya.
“Pandemi kemaren teknologi digital sangat membantu pada sektor ekonomi agar tetap berjalan, meskipun aktivitas saat itu dibatasi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, BI saat ini menyediakan platform berupa QRIS. Cukup scan, maka transaksi bisa berjalan.
“Dengan QRIS ini masyarakat tidak perlu membawa dompet, cukup bawa gadget saja,” ucap Hestu.
“Adanya QRIS ini sangat membantu. Pasalnya akan terhindar dari uang palsu, kotor, dan lusuh,” imbuhnya.
Hestu menyebut, QRIS ini memiliki jargon CEMUMUAH yang memiliki kepanjangan Cepat, Mudah, Murah, Aman, Handal.
“QRIS merupakan QRCode khusus pembayaran. Kadi ke depan bantuan sosialpun akan menerapkan non tunai. Nantinya masyarakat akan diberikan kartu atau rekening digital. Hal itu diterapkan untuk mencegah kebocoran dan juga tepat sasaran,” jelas dia.
Hestu juga mengungkapkan bahwa transaksi non tunai juga akan dikembangkan untuk transportasi, Infak, dan lain sebagainya.
“Jadi nanti takmir masjid atau musala menyiapkan kotak infak yang disediakan QRIS, agar terhindar dari risiko tadi,” tandasnya.