NU Cirebon
Cirebon: Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, Kiai Aziz Hakim Syaerozie berkesempatan mengulas sejarah Resolusi Jihad Nahdatul Ulama dalam acara Sedong Bershalawat Jumat malam, 17 November 2023.
Dalam acara yang sekaligus memperingati Hari Santri Nasional itu, Kiai Aziz menegaskan bahwa para kiai dan santri mempunyai peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Karenanya, itulah mengapa Hari Santri Nasional kemudian dijadikan salah satu hari besar di Indonesia,” ujarnya.
Kiai Aziz menceritakan, pada bulan Oktober 1945, para kiai Nahdatul Ulama baik dari Jawa maupun dan Madura berkumpul di Surabaya untuk mendiskusikan tentang penjajahan atau agresi militer Belanda. Mereka mendiskusikan bagaimana agresi militer itu dipandang dari sudut pandangan agama.
“Kemudian pada tanggal 22 Oktober 1945, para kiai khususnya KH. Hasyim Asy’ari merumuskan fatwa yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. Fatwa yang berisi anjuran atau kewajiban bagi masyarakat dari berbagai kalangan untuk membela tanah air, merebut kemerdekaan dari para penjajah dan mengusir mereka dari tanah Indonesia,” jelas kiai Aziz.
“Fatwa yang intinya berisi anjuran memiliki sikap nasionalisme atau konsep Hubbul Wathan Minal Iman, sebuah konsep cinta tanah air yang membakar semangat para santri dan kaum pejuang sehingga mampu melakukan pertempuran hebat 10 November 1945 dengan para penjajah,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kiai Aziz juga menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Kabupaten Cirebon dan panitia Sedong Bershalawat yang sukses mengadakan acara Kecamatan Bershalawat yang begitu megah dan meriah. Mulai dari MWCNU, banom-banom, Ansor, Banser, Fatayat, Muslimat, IPNU dan IPPNU.
“Saya mendengar, di Sedong ini agak berbeda. Selain dibiayai oleh dana dari pemerintah kabupaten, acara Sedong Bershalawat ternyata juga dibiayai secara mayoritas dari hasil patungan warga nahdliyin di Kecamatan Sedong,” kata Kiai Aziz.
Ia menilai, inisiatif itu perlu dicontoh warga nahdliyin lainnya. Menurutnya, sistem patungan merupakan budaya warga NU yang positif.
“Budaya yang selalu semangat dalam urusan berlomba-lomba dalam kebaikan. Budaya yang mengedepankan kepentingan bersama dan jangka panjang sampai akhirat. Sebab budayanya tak lain untuk memfasilitasi acara bershalawat yang insya Allah berkah,” lanjutnya.
Dalam acara tersebut, hadir juga Rais Syuryiah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin dan Bupati Cirebon, H. Imron Rosyadi.
Meski sempat diguyur hujan, namun para jemaah tetap mengikuti acara Sedong Bershalawat hingga selesai.