NU Cirebon
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berusaha untuk melakukan amal baik sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, tanpa disadari, terdapat beberapa hal yang dapat merusak atau bahkan menghapuskan pahala dari amal-amal tersebut.
Di dalam kitab Nashoihul Ibad dijelaskan, ada enam perkara yang perlu diwaspadai agar amal kita tetap diterima dan membawa berkah.
ستة أشياء تحبط الأعمال : الإشتغال بعيوب الناس، وقسوة القلب، وحب الدنيا، وقلة الحياء، وطول العمل وظلم لاينتهي
” Enam perkara yang dapat merusak amal: sibuk dengan aib orang lain, hati yang keras, cinta dunia, rasa malu yang tipis, keinginan yang tinggi tanpa dibarengi usaha, dan berbuat dzolim yang tidak berkesudahan.”
1. Sibuk Mengurusi Aib Orang Lain, Tapi Lupa Aib Sendiri
Seringkali kita terjebak dalam kebiasaan membicarakan kekurangan atau kesalahan orang lain, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Padahal, setiap individu memiliki aib dan kekurangan yang seharusnya lebih diutamakan untuk diperbaiki. Rasulullah SAW bersabda:
“Beruntunglah orang yang sibuk dengan aibnya sendiri sehingga tidak sempat mengurusi aib orang lain.”
Dengan fokus pada perbaikan diri, kita dapat menjaga kualitas amal dan menghindari perbuatan ghibah yang dapat merusak pahala.
2. Hati yang Keras
Hati yang keras dapat membuat seseorang sulit menerima nasehat dan petunjuk kebaikan. Kerasnya hati ini bisa lebih keras dari batu karang, sehingga sulit untuk menerima kebenaran. Hal ini dapat menghalangi seseorang untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.”
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kelembutan hati dan terbuka terhadap kebaikan.
3. Terlalu Cinta Dunia
Cinta dunia yang berlebihan dapat membuat seseorang lupa akan kehidupan akhirat. Segala aktivitasnya tertuju pada kenikmatan duniawi, sehingga melupakan tujuan hidup yang sebenarnya.
Rasulullah SAW mengingatkan:
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.”
Dengan demikian, kita diajarkan untuk tidak terlalu terikat dengan dunia, melainkan menjadikannya sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan di akhirat.
4. Rasa Malu yang Tipis
Rasa malu merupakan sebagian dari iman. Jika seseorang telah kehilangan rasa malu, ia akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. Hal ini dapat menjauhkan seseorang dari kebaikan dan mendekatkan pada keburukan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Malu adalah sebagian dari iman.”
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga rasa malu sebagai bagian dari akhlak mulia.
5. Keinginan yang Terlalu Tinggi, Tapi Tidak Dibarengi Usaha Maksimal
Mempunyai cita-cita dan impian yang tinggi adalah hal yang baik. Namun, jika keinginan tersebut tidak diimbangi dengan usaha yang maksimal, maka akan sulit untuk mencapainya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang terjebak dalam angan-angan tanpa realisasi.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berusaha sebaik mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.
6. Zalim kepada Orang Lain dan Diri Sendiri
Kezaliman, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri, dapat merusak amal baik yang telah dilakukan. Perbuatan zalim dapat menghapus pahala dan mendekatkan seseorang pada kebinasaan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? Orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, namun dia juga telah mencela orang ini, menuduh orang itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang itu, dan memukul orang itu.
Maka, orang-orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikannya habis sebelum semua kezalimannya terbayar, maka sebagian dosa-dosa orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka.”
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga diri dari perbuatan zalim agar amal kita tetap diterima di sisi Allah SWT.
Enam perkara di atas merupakan hal-hal yang dapat merusak amal baik kita jika tidak diwaspadai. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu introspeksi diri, menjaga hati, dan berusaha untuk selalu berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT.