NU Cirebon
Cirebon – Ketua Pimpinan Pusat (PP) IPPNU, Rekanita Whasfi Velasufah, menekankan pentingnya peran strategis IPNU dan IPPNU dalam proses kaderisasi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Ia mengungkapkan bahwa organisasi ini adalah gerbang awal yang vital dalam menyiapkan kader-kader unggulan untuk meneruskan tongkat estafet di tubuh NU, baik di tingkat Fatayat maupun Muslimat. Menurutnya, tanpa keberadaan IPNU dan IPPNU, kaderisasi di organisasi-organisasi besar NU tidak akan berjalan dengan baik.
“Kalau tidak ada IPNU IPPNU, tidak akan ada yang mensuplai kader untuk Fatayat, untuk Muslimat. Ketua Umum Fatayat dan Muslimat hari ini adalah kader asli dari IPPNU,” jelasnya saat memberikan sambutan pada Konferensi Cabang XXI-XV IPNU IPPNU Kabupaten Cirebon yang digelar pada hari Jumat, 08 Agustus 2025 di Aula PCNU Kabupaten Cirebon.
Lebih lanjut, gadis yang akrab disapa Vela ini mengingatkan para kader bahwa meskipun manfaat dari aktif di IPPNU mungkin belum terasa sepenuhnya hari ini, kontribusi mereka dalam organisasi ini akan memiliki dampak jangka panjang yang luar biasa.
“Jangan sampai rekanita dan rekan tidak tahu apa yang akan dilakukan ke depannya. Aktif di IPPNU itu bukan hanya tentang hari ini, tapi juga tentang masa depan yang lebih besar,” imbuhnya.
Dalam konteks Konfercab, Vela menggarisbawahi bahwa konferensi cabang bukan sekadar ajang pergantian kepemimpinan, tetapi juga sebuah momentum penting untuk memperkuat silaturahim antar kader dan mengajukan gagasan-gagasan segar.
“Konfercab adalah waktu untuk beradu gagasan, untuk merumuskan langkah-langkah yang akan kita ambil dalam dua tahun ke depan. Mumpung di bulan kemerdekaan, mari kita ambil semangat para founding fathers Indonesia yang juga awalnya berawal dari konsolidasi gagasan seperti ini,” ujarnya.
Vela juga mengingatkan bahwa era saat ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, dengan tantangan besar yang harus dihadapi oleh kader IPNU dan IPPNU, terutama terkait dengan pesatnya perkembangan teknologi.
“Sekarang kita hidup di era teknologi, banyak tantangan baru yang harus kita hadapi. IPNU IPPNU harus punya peran di sini, terutama kita yang masih sekolah atau kuliah,” jelasnya.
*Pesan untuk Kader dan Keorganisasian*
Dalam kesempatan tersebut, Vela juga menanggapi pesan yang disampaikan oleh Bupati Kabupaten Cirebon mengenai pentingnya merubah pola pikir dalam dakwah NU. Ia menegaskan bahwa perubahan tersebut juga harus mencakup IPNU dan IPPNU sebagai bagian dari gerakan yang lebih besar.
“Saya yakin, jika kita berbicara tentang IPNU IPPNU Cirebon, ini sudah bukan main-main lagi. Insya Allah, kader-kader IPPNU di sini adalah kader-kader unggulan,” tutur Vela dengan penuh keyakinan.
Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kondusivitas selama proses konferensi.
“Jangan sampai seperti kongres, jangan ada kursi-kursi yang terlempar,” tuturnya.
Alumni MA NU Banat Kudus ini mengutip pesan gurunya, “Santri itu boleh mumet (pusing), asal jangan mutung (ngambek)”. Ia menekankan bahwa meskipun pusing itu wajar, yang lebih penting adalah tetap melanjutkan perjuangan untuk menjaga IPPNU dan IPNU.
“Jangan sampai organisasi ini tidak diurus. Dua tahun itu bukan waktu yang singkat, tapi kalau kita tidak melakukan apa-apa, dua tahun akan berlalu begitu saja,” katanya.
Tiga Pesan Utama untuk IPNU IPPNU
Di akhir sambutannya, Vela menyampaikan tiga pesan penting yang harus dipegang oleh setiap kader IPNU dan IPPNU untuk masa depan organisasi
Pertama, IPNU dan IPPNU harus terus menggencarkan kaderisasi, karena tanpa kaderisasi, organisasi ini akan mengalami kemunduran.
“Kaderisasi adalah jantung dari organisasi ini,” ujar alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Yang kedua adalah memperkuat keorganisasian. Keorganisasian di bawah cabang, baik di tingkat PAC, Ranting, hingga Komisariat, harus terus diperkuat.
“Jika kita ingin IPNU dan IPPNU berkembang, kita harus menjaga dan memperkuat struktur organisasi kita,” imbuh Vela.
Selanjutnya, program yang dijalankan harus relevan dengan kebutuhan pelajar saat ini, dan harus kreatif serta inovatif.
“Jangan sampai setelah konferensi ini, kita pulang tanpa membawa gagasan baru. Mari bawa oleh-oleh berupa ide-ide segar yang bisa diaplikasikan di PAC, Ranting, dan Komisariat,” tandasnya.