NU Cirebon
Cirebon – Reorientasi Gerakan menjadi langkah strategis GP Ansor Kabupaten Cirebon dalam mempertegas arah organisasi pada masa khidmah 2025–2029. Program ini diposisikan sebagai pijakan utama untuk menyatukan langkah, memperkuat identitas gerakan, serta memastikan seluruh kader memahami garis perjuangan yang akan ditempuh empat tahun ke depan.
Kegiatan Reorientasi Gerakan dilaksanakan di Villa Pesona Ciremai, Kuningan, pada Sabtu–Ahad, 22–23 November 2025, dengan melibatkan jajaran PC GP Ansor dan Satkorcab Banser Kabupaten Cirebon. Tidak sekadar forum internal, kegiatan ini dirancang untuk merumuskan kembali orientasi organisasi agar lebih adaptif dan responsif terhadap tantangan daerah maupun nasional.
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Cirebon, H.Akhmad Ibnu Ubaidillah, menekankan bahwa penyatuan arah gerak menjadi kebutuhan mendesak sebelum organisasi menjalankan program jangka panjang.
“Gerak langkah Ansor empat tahun ke depan harus satu irama. Karena itu, penyamaan visi menjadi kerja pertama yang wajib kita lakukan,” ujar Aa Inu sapaan akrab H.Akhmad Ubaidillah.
Meneguhkan Tiga Kebijakan Utama
Pada masa khidmah 2025–2029, GP Ansor Kabupaten Cirebon menetapkan tiga fokus besar: sektor pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan sumber daya manusia. Reorientasi Gerakan menjadi ruang konsolidasi untuk memastikan ketiga agenda tersebut benar-benar dipahami dan dijalankan secara sistematis oleh tiap departemen.
Aa Inu menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan sekadar dokumen organisasi. “Tiga fokus ini bukan hanya rumusan di atas kertas. Reorientasi ini memastikan seluruh sahabat memahami dan siap mengeksekusi program strategis tersebut,” tuturnya.
Apresiasi Wakil Bupati Cirebon
Wakil Bupati Cirebon, H.Agus Kurniawan Budiman memberikan apresiasi atas kontribusi Ansor terhadap pembangunan daerah. Ia menilai Ansor memiliki rekam jejak panjang dalam menggerakkan pemuda serta menjadi mitra pemerintah dalam berbagai sektor.
Menurut H.Agus, perhatian Ansor pada dunia pendidikan sangat tepat karena Kabupaten Cirebon masih menghadapi persoalan lamanya rata-rata pendidikan warga.
“Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Cirebon masih 7,6 tahun, setara kelas dua SMP. Masalah ini tidak bisa diselesaikan pemerintah sendiri,” ujarnya.
Ia berharap kehadiran Ansor dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia melalui berbagai program pendidikan yang berkelanjutan.
Potensi Besar yang Belum Maksimal
Selain pendidikan, Wabup turut menyoroti minimnya pengelolaan potensi olahraga di Cirebon. Banyak atlet muda berprestasi memilih mewakili daerah lain karena menempuh pendidikan atau berlatih di luar daerah.
“Ada beberapa cabang olahraga yang atletnya justru membela daerah lain,” katanya.
Ia mendorong Ansor untuk turut membina pemuda dan bidang olahraga agar talenta lokal dapat berkembang tanpa harus meninggalkan daerah.
Dengan jumlah penduduk sekitar 2,4 juta jiwa serta wilayah seluas 1.067 km², pemerintah daerah membutuhkan kolaborasi lebih luas dengan organisasi kepemudaan.
“Tidak mungkin semua dikerjakan pemerintah. Keterlibatan organisasi kepemudaan seperti Ansor sangat penting,” tegasnya.
Wabup menutup sambutan dengan ajakan terhadap seluruh pihak untuk memperkuat sinergi. “Semoga silaturahmi ini menjadi energi bersama untuk membawa Kabupaten Cirebon ke arah yang lebih baik,” ucapnya.






