NU Cirebon
Segala sesuatu pasti mempunyai hikmah jika masing-masing manusia dapat memandang segala hal dengan pikiran yang positif.
Demikian disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pabedilan Kiai Abdul Hanan Zaeni dalam acara Wisuda Tahfidzul Qur’an yang diselenggarakan IRMAS Masjid Jami’ Baiturrahmah Kalibuntu. Selasa, (15/2).
“Contohnya seperti yang terdapat dalam Alquran terkaitk kisah Luqman dengan anak dan Keledainya,” katanya.
Ia menjelaskan, ketika Luqman yang menuntun keledai sedangkan si anak naik ke keledai itu, maka itu artinya luqman merupakan orang tua yang penuh kasih sayang terhadap anaknya.
“Ketika Luqman naik ke keldai, sedangkan si anak yang menuntun, maka itu artinya akhlak baik anak terhadap orang tua,” tuturnya.
Akan tetapi, ketika keduanya menaiki keledai itu artinya menunjukkan sebuah kebersamaan antara anak dan orang tua.
Dalam kesempatan yang sama, Kiai Abdul Hanan menyampaikan bahwa membaca Alquran dengan Tadabbur ialah membaca Alquran dengan mengahayati hak-hak bacaan dan hukum bacaannya.
“Membaca Alquran dengan maknanya adalah salah satu obatnya hati, terutama sakit hati,” kata Kiai Abdul Hanan.
Maka dari itu, Obat Hati itu ada 5, yakni membaca Alquran dengan maknanya, Perut yang lapar (Puasa), Dzikir Malam, Shalat Lail, dan berkumpul dengan orang Shalih.
Sementara itu, Kepada Desa Kalibuntu Tarsono mengaku senang dan bangga dengan adanya program tahfizh ini.
“Saya merasa senang dan bangga dengan adanya program tahfizh yang dilaksanakan oleh IRMAS Masjid Jami’ Baiturrahmah Kalibuntu ini. Saya menghimbau kepada semua masyarakat Kalibuntu yang belum mengikut sertakan anaknya dalam program tahfizh ini agar segera didaftarkan,” katanya.
Ketua Pelaksana, Asep Saeful Bahri mengatakan bahwa program Tahfizhz IRMAS Masjid Jami’ Baiturrahmah Kalibuntu sudah ada sejak tahun 2019.
“Santri pertamanya berjumlah 11 anak sampai pada sekarang 2022 berjumlah 156 anak, dengan 10 Dewan Assatidz,” ujranya.
Ia menjelaskan, program ini dilaksanakan ba’da Isya’ untuk keseluruhan anak tahsin dan ba’da Ashar khusus untuk anak tahfizh.
“Saya atas nama panitia mengucapkan beribu terimakasih untuk segenap hadirin, dan memohon maaf atas usaha yang belum maksimal dalam merancanf metode program tahfizh ini,” imbuhnya.
Harapannya, lanjut Asep, kedepan semoga bisa lebih baik lagi dan akan lebih banyak anak-anak yang minat dan mau usaha menghafalkan Alquran.
Menurunya, menghafal Alquran itu mudah, dan sebagai buktinya adalah banyak anak-anak yang bisa menghafal Alquran.