NU Cirebon
CIREBON – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) tengah menggelar Kongres.
Kongres IPNU dan IPPNU tersebut berlangsung dari tanggal 12 hingga 15 Agustus 2022 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.
Ketua IPNU Kabupaten Cirebon, Ahmad Yusuf berharap, Pimpinan Pusat IPNU dalam Kongres ini dapat melahirkan pemimpin yang memiliki cara pandang yang Teknokratif dan Inovatif.
“Saat ini IPNU Kabupaten Cirebon tengah fokus terhadap peningkatan skill kader-kadernya pasca mengikuti kaderisasi. Maka dari itu, saya memiliki harapan besar terhadap Pimpinan Pusat memiliki cara pandang cara Teknokratif dan Inovatif,” kata Yusuf saat dikonvirmasi NU Cirebin via Whatsapp pada Sabtu, (13/8/2022).
Lebih lanjut, Yusuf menjelaskan, calon Pimpinan Pusat IPNU harus mampu melihat 5 hingga 10 tahun ke depan terhadap potensi para kader.
“IPNU ini kan kadernya banyak, di Kabupaten Cirebon saja hampir setiap minggu ada kegiatan kaderisasi. Maka, sudah barang tentu calon Pimpinan Pusat IPNU harus memiliki koneksi yang baik untuk proses distribusi kader ini,” ujarnya.
Di luar itu, kata Yusuf, Pimpinan Pusat IPNU juga harus bisa mengadvokasi pelajar di level pemerintahan. maka dari itu harus punya kemampuan teknokrasi yang baik.
“Jika dia tidak paham dengan aturan main pemerintahan, maka IPNU sebagai bagian dari civil society akan tertinggal. Alhasil tidak beradaptasi dnegan kondisi bangsa Indonesia,” ucapnya.
Yusuf mencontohkan dengan kondisi bangsa Indonesia yang tengah menyiapkan generasi emas, atau sedang mempersiapkan fenomena bonus demografi.
“Maka jika tidak dipersiapkan sebagai bagian dari civil society, khawatirnya kader IPNU akan ditinggal dan kemampuan kader akan mentah. Contohnya pasca ber IPNU ya sudah selesai juga kemampuan dan skillnya karena tidak terdistribusi dengan baik,” katanya.
“Calon Pimpinan Pusat IPNU harus mampu melihat kondisi 5 hingga 10 tahun yang akan datang. Di luar dari itu level pada tingkat Nasional juga ia harus memiliki kualitas Intelektual yang bagus untuk memberikan rekomendadsi terkait tawaran pola pendidikan,” paparnya.
Misalnya, kata Yusuf, Pimpinan Pusat memberikan rekomendadi kepada Kemendikbud terkait materi kurikulum dengan sebelumnya melalui riset terlebih dahulu. Dengan demikian IPNU pada level Nasional benar-benar terasa.
“Yang tak kalah pentingnya, menjadi calon Pimpinan Pusat IPNU benar-benar harus bisa menyelesaikan tanpa konflik besar. Proses rekruitmen kepengurusannya berdasarkan kemampuan, tidak lagi posisi strategis diisi oleh orang-orang tertentu,” tegasnya.
Karena menurutnya, hal itu tidak baik pada level IPNU yang botabene wadah untuk penyiapkan proses kaderisasi.
“Harapannya kongres ini menghasilkan keputisan terbaik khususnya di tingkat Kabupaten. Selain itu, ketika melihat isu Nasional harus dibaca dengan kacamata IPNU, bukan kacamata PBNU yang mungkin tdak mengetahui proses kaderisasi di tingkat Cabang,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua IPPNU Kabupaten Cirebon, Devi Farida menyebut, kriteria calon ketua umum Pimpinan Pusat IPPNU setidaknya memiliki jiwa organisatoris yang tinggi dan terkader dari lingkup terkecil sampai lingkup terbesar.
“Selain itu, ia juga memiliki jiwa leadership yang mampu mengakomodir setiap problem dari bawah sampai atas dengan program yang menunjang setiap kebutuhannya serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi juga memiliki jiwa sosial tinggi dan komunikatif,” kata Devi.
Dari Kongres ini, Devi berharap akan menghasilkan kebijakan IPPNU yang lebih baik lagi dan bisa terakomodir setiap permasalahan yang ada dengan kebijakan yang bersifat turunan dan dapat disesuaikan dengan potensi di setiap wilayahnya.
“Di dalam Kongres kali ini ada isu terkait peremajaan, isu ini semoga bisa menyesuaikan kondisi kesiapan kader dibawahnya,” tandasnya.