NU Cirebon
CIREBON – Meski Kabupaten Cirebon dinilai sebagai daerah Agamis, namun faktanya sejumlah aliran yang dinilai menyimpang di Kabupaten Cirebon sendiri cukup komplet dengan jumlah lebih dari 40.
Demikian disampaikan oleh Rois Syuriyah PCNU Kabupaten, KH Wawan Arwani Amin saat menyampaikan Khutbah Iftitah pada acara Pelantikan Pengurus PCNU Kabupaten Cirebon Masa Khidmah 2022-2027 di Keramat Paseban Sunan Gunung Jati. Sabtu, (24/9/2022).
“Ketika mendengar kasus teror bom, maka sering kali ada keterlibatan pelaku dari Kabupaten Cirebon. Tentu dari kasus tersebut timbul pertanyaan apakah Kabupaten Cirebon ini benar-benar agamis?,” kata Kiai Wawan.
Akan tetapi, lanjut Kiai Wawan, ketika kasus teror di Cirebonnya sendiri, mereka tidak terlibat. Orang Cirebon di luar, kata Kiai Wawan, mereka berani luar biasa.
“Itu jadi tantangan sendiri, bahwa ajaran Islam yang ramah, tasamuh, tawazun, harus benar dipahami dan diamalkan oleh NU Kabupaten Cirebon,” katanya.
Karena itu dalam kesempatan ini, ujar Kiai Wawan, dirinya meminta dukungan agar PCNU Kabupaten Cirebon bisa menjalankan amanah sesuai hasil Konfercab kemarin.
“Yang dilakukan PCNU Kabupaten Cirebon tentu saja tidak mungkin terwujud dengan baik jika tidak didukung masyarakat. Meski belum sempurna, salah satu catatan keberhasilan NU sendiri sudah dilakukan pada 100 tahun belakangan. Maka ke depan harus lebih baik dari sebelumnya,” imbuh Kiai Wawan.
Lebih lanjut, Kiai Wawan mengatakan, PCNU Kabupaten Cirebon ini yang memulai dasar 100 tahun berikutnya. Meskipun masih ada sejumlah kekurangan di 100 yang lalu, dan itu menjadi catatan besar guna lebih baik ke depannya.
“Misalnya saja anak-anak NU kini memahami Ahlussunnah wal jamaah, belum tentu generasi sesudah mereka akan memahami seperti yang sudah dipahami sebelumnya. Hal tersebut sekaligus juga tantangan bagi kita, yang berlandaskan Ahlussunnah wal jamaah An Nahdliyah,” katanya.
Karena saat ini, ujar Kiai Wawan, hampir semua mengaku sebagai Ahlussunnah wal jamaah. Padahal, pada tahun 70 an tidak demikian. Untuk itu, Kiai Wawan menekankan embel-embel An Nahdliyah sebagai pembeda.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Wawan juga mengapresiasi acara Pelantikan PCNU Kabupaten Cirebon.
“Hari ini merupakan hari bersejarah bagi PCNU Kabupaten Cirebon Masa Khidmah 2022-2027 karena periode yang kedua ini mengalami 100 tahun pertama dan memulai 100 tahun kedua NU,” jelasnya.
Karena itu, jelas Kiai Wawan, jika melihat acara Pelantikan PCNU Kabupaten Cirebon yang mengadopsi kearifan lokal ini merupakan sesuatu kesengajaan.
“Tanfidziyah memakai celana, sedangkan Syuriyah memakai sarung. Ada jas, ini sesungguhnya lambang bahwa di dalam NU terdapat beragam isi. Ada Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Mabadi Khoirul Ummah, demi kemaslahatan bersama, terutama untuk Kabupaten Cirebon,” ujarnya.
Kiai Wawan menjelaskan, di Kabupaten Cirebon itu warga NU mencapai 83 persen. “Itu artinya kita yang dominan namun faktanya kita tidak boleh berleha-leha tanpa ikhtiar. Dengan demikian, ajaran Ahlussunnah wal jamaah benar-benar terwujud di Kabupaten Cirebon,” tandasnya.