Cirebon: Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menyebut bahwa setidaknya ada tiga poin gagasan pendiri NU yang harus diperjuangkan oleh para Nahdliyin. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk memperjuangkan eksistensi NU.
Pernyataan tersebut disampaikan Kiai Aziz saat memberikan sambutan pada acara Resepsi Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU yang diselenggarakan oleh PCNU Kabupaten Cirebon.
“Pertama adalah Ri’ayatuddin. Prinsip ini ditugaskan kepasa kita untuk menjaga agama, menjaga pemahaman sekaligus amaliyah masyarakat Indoensia dari ajaran yang menyimpang dari syariat,” ujar Kiai Aziz dalam acara yang berlangsung di Lapangan Sepak Bola Desa Pasuruan Kecamatan Pabedilan pada Ahad, 16 Februari 2025.
Baca: Luncurkan Asta Cita Center, Langkah GP Ansor Hadapi Bonus Demografi hingga Dinamika Ekonomi Global
Menurutnya, prinsip tersebut merupakan tugas NU yang terus dilakukan hingga saat ini. Sehingga NU memiliki seperangkat Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di bidang keagamaan.
“Maka tidak aneh pengurus NU dari setiap ranting pasti ada ulamanya,” katanya.
Kedua, lanjut Kiai Aziz, yakni Siasatuddunya atau Ri’ayatulummah. Prinsip ini bisa dilakukan dengan mendukung setiap program yang dicanangkan pemerintah.
“Tentunya program yang memiliki orientasi atau unsur kemaslahatan. Kalau tidak mau membantu pemerintah atau desa, maka bisa jadi desa juga akan kesulitan,” ujar sosok yang juga Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, Cirebon itu.
“Kami berharap warga NU sama-sama berkhidmah tidak hanya kepada jami’yah, tetapi juga untuk negara. Hal ini dilakukan untuk kemaslahatan dan kebaikan,” imbuhnya.
Ketiga, yakni Ri’ayatuddaulah, yakni terus berupaya untuk menjaga negara agar tidak terpecah belah. “Prinsip ini menjadi tanggung jawab seluruh warga NU dan warga Indonesia,” tandanya.[]