NU Cirebon
Gebang, Cirebon – Kurangnya informasi mengenai sejarah Nahdlatul Ulama (NU) di Cirebon kini mulai terjawab dengan munculnya buku Jejak Sejarah NU Cirebon. Buku ini dianggap sebagai langkah penting untuk membuka kembali catatan perjalanan awal berdirinya NU di wilayah tersebut serta mengenang peran para tokoh pendirinya.
Hal itu disampaikan Ketua MWC NU Kecamatan Gebang, Dr. KH. Saifuddin, M.Ag, dalam acara bedah buku Jejak Sejarah NU Cirebon yang digelar oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Gebang, Jumat malam (17/10/2025). Acara tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang dilaksanakan di Kantor KBNU MWC NU Kecamatan Gebang.
Kegiatan bedah buku menghadirkan tiga narasumber yang juga berlatar belakang sejarah, yakni penulis buku Ahmad Faiz Rofi’i, yang juga Wakil Ketua II PAC GP Ansor Kecamatan Gebang, serta Jamaludin Al-Athar dan M. Khotimussalam.
Dalam sambutannya, KH. Saifuddin yang akrab disapa Kang H. Aep mengapresiasi hadirnya buku tersebut karena mampu menjawab rasa penasaran warga NU mengenai sejarah NU di Cirebon yang selama ini jarang terdokumentasi secara tertulis.
“Buku ini menjadi renungan bagi kita semua. Bagaimana perjuangan tokoh-tokoh NU Cirebon seperti KH. Amin Sepuh, KH. Idris Kamali, KH. Abdul Halim, KH. Abbas, KH. Syatori, dan lainnya yang dalam keterbatasan mampu mendirikan jam’iyyah yang kini kita rasakan kebesarannya,” ujarnya.
Sementara itu, Jamaludin Al-Athar yang bertindak sebagai pemantik diskusi turut memberikan apresiasi terhadap upaya pengungkapan sejarah tersebut. Ia menilai bahwa buku ini perlu disebarluaskan di forum-forum NU lainnya, khususnya di tingkat PCNU.
“Buku ini merupakan awal pembuka fakta sejarah NU Cirebon sebagaimana disebutkan oleh Buya Said Aqil Siradj dalam pengantarnya. Warga NU Cirebon harus tahu ini, karena dari buku ini kita belajar bahwa jama’ah dan jam’iyyah sejak awal berjalan berdampingan. Kita juga jangan sesekali melupakan jasa pesantren, dan para kiai, di mana NU tumbuh dan berkembang,” ungkapnya.
Sebagai pembanding, M. Khotimussalam menyoroti pentingnya validitas dalam penulisan sejarah. Ia menekankan perlunya sumber-sumber primer dalam kajian sejarah agar tidak hanya bergantung pada cerita lisan.
“Belajar sejarah tidak cukup hanya dari katanya atau wawancara. Harus ada sumber sezaman seperti naskah, surat kabar, majalah, atau dokumen resmi. Prinsipnya no document no history. Penulis buku ini sudah berupaya menemukan banyak arsip, termasuk berita Kongres NU ke-6 di Cirebon tahun 1931 meskipun belum lengkap. Ada juga arsip tahun 1930-an yang menyebut sudah terbentuknya kring (MWC) di Cirebon timur seperti Sindanglaut, Lemahabang, Sigong, Karangwareng, karangsembung, Babakan dan Gebang,” jelasnya.
Penulis buku, Ahmad Faiz Rofi’i, mengaku proses penyusunan buku tersebut memakan waktu sekitar tiga tahun 2019-2023. Ia harus berkeliling ke berbagai desa dan pesantren di Cirebon dan sekitarnya. Menulusuri arsip dari satu kota ke kota lain, membuka lembaran lama satu persatu, dari mulai membaca, menganalisis dan terkadang kesulitan bahkan tidak selalu mencapai titik temu.
“Sejak terbit di tahun 2024, sejujurnya penulisan buku ini adalah perjalanan pengabdian yang belum usai karena keterbatasn sumber sezaman. Namun, begitulah sejarah, bermain dengan waktu, bicara masa lalu melalui catatan otentik dan kredibel. Artinya, sejarah itu antara tiada dan tidak mengada-ada,” katanya.
Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Gebang, Kustano, menambahkan bahwa kegiatan literasi seperti bedah buku ini perlu dilestarikan di lingkungan NU sebagai sarana memperkuat wawasan dan silaturahmi antar kader.
“Acara bedah buku ini menjadi ajang silaturahim sekaligus wadah menumbuhkan budaya literasi. Diskusi seperti ini harus terus digalakkan,” katanya.
Dengan acara bedah buku Jejak Sejarah NU Cirebon yang dihadiri segenap pengurus MWC, Banom NU se-Kecamatan Gebang, diharapkan generasi muda NU dapat lebih memahami akar sejarah perjuangan para ulama Cirebon dan melanjutkan semangat mereka dalam membesarkan jam’iyyah NU.
Pewarta: Roby K