NU Online Cirebon,
Sejumlah hasil survei menunjukkan bahwa benih-benih radikalisme tanpa disadari telah menjalar ke usia remaja generasi masa depan. Misalnya, Maarif Institute yang merilis hasil penelitian bahwa pemahaman radikalime sudah masuk ke sekolah-sekolah lewat kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler terbukti menjadi pintu kelompok radikal untuk menyasar siswa. Pasalnya, kegiatan ekstrakurikuler melibatkan pihak selain sekolah.
Selain itu, Data Wahid Foundation menyebutkan, bahaya paham radikalisme tumbuh dari kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) di institusi pendidikan. Bahkan, hasil survei Wahid Foundation yang dipublikasikan awal 2017 dengan responden aktivis Rohis, terungkap data bahwa 60 persen dari mereka siap berjihad di wilayah konflik agama. Bahkan, sebanyak 68 persen setuju untuk berjihad di masa mendatang.
“Jika kondisi ini diabaikan, maka pemahaman radikal bisa menjadi bom waktu di masa depan,” kata Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, MF Fahrurrozi, Jumat (1/6/2018).
Karenanya, kata dia, dibutuhkan peran aktif sejumlah pihak terutama para pengambil kebijakan dalam membendung arus pemahaman radikal di sekolah.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan Islam, LP Maarif PCNU Kabupaten Cirebon akan menggelar Tadarus Pendidikan. Pasalnya, LP Maarif juga memiliki kewajiban dalam upaya menjawab tantangan pendidikan Islam.
Kegiatan itu bertujuan untuk merumuskan solusi dan program-program konkret berkelanjutan guna menghalau pemahaman radikal di sekolah-sekolah.
Sejumlah tokoh dijadwalkan hadir sebagai pemantik dalam tadarus pendidikan itu. Di antaranya, Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, Asdullah Anwar, Kepala Kemenag Kabupaten Cirebon, Mujayin, Praktisi Pendidikan, KH Nukhbatul Mankhub, Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Cirebon, Rosyidin, dan Komandan Densus 99 Banser, M Nuruzzaman.
Tadarus Pendidikan akan dimoderatori oleh Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon sekaligus Sekretaris LP Maarif PCNU Kabupaten Cirebon, Wahyono. Kegiatan itu rencananya akan digelar di Kafe Moza, Jl R Dewi Sartika, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jumat (8/6/2018) mulai pukul 13.00 WIB.
“Nanti akan dibahas mengenai kondisi sebenarnya tentang arus pemahaman radikalisme di sekolah-sekolah di Kabupaten Cirebon,” ujar MF Fahrurrozi.
Ia mengatakan, Tadarus Pendidikan juga akan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masuknya pemahaman radikalisme di sekolah-sekolah di Kabupaten Cirebon.
Selain itu, menginventarisir solusi-solusi bagi semua stakeholder untuk menghalau pemahaman radikalisme di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon.
“Sekaligus merumuskan program atau action yang dapat dilakukan LP Maarif NU untuk turut aktif menghalau pemahaman radikalisme di sekolah-sekolah di Kabupaten Cirebon,” kata MF Fahrurrozi.
Tadarus pendidikan juga akan mengundang rektor dan dosen dari kampus-kampus di wilayah Cirebon, kepala sekolah, guru PAI, aktivis mahasiswa, serta perwakilan Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan Wilayah V Disdik Jawa Barat.