Thursday, June 26, 2025
NU Kabupaten Cirebon
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
NU Kabupaten Cirebon
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
NU Kabupaten Cirebon
No Result
View All Result

Islam Pertama, Islam Nusantara

ayub by ayub
17/07/2018
in Opini
0
Home Opini

Oleh: Yoyon Syukron Amin *)

RELATED POST

Masihkah Berharap Sekolah Gratis?

Ta’lim Muta’allim dan Sila Kedua, Komposisi Jitu untuk Cetak Pelajar yang Beradab

Realitas hidup yang terlahir tanpa ayah dan terdidik dalam ruang kesederhanaan telah membawa diri Muhammad SAW kepada perhatian yang lebih luas.

Tentu peran mandat kewahyuan menduduki posisi vital dalam penyebaran Islam, namun pembentukan pribadi dan ketokohan menjadi perangkat lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, sama seperti yang dikaruniakan kepada para nabi-nabi yang lain sebelum akhirnya mereka menjalankan tugasnya sebagai pendakwah ajaran Tuhan demi kebaikan umat manusia.

Terdidik dalam perkampungan Bani Sa’d yang masih terjaga norma dan kefasihan tata bahasanya adalah bagian dari perangkat beliau dalam menghadapi kehidupan jahiliyah bangsa Arab. Juga proses perenungan yang panjang di Gua Hira pada akhirnya melatih beliau untuk berfikir cerdas dan memiliki kepekaan yang tajam dalam membaca lingkungan sekitar.

Skenario Allah SWT menjadikan beliau sebagai orang yang “Um” (tidak bisa membaca dan menulis), bukanlah sebatas hujjah dari tuduhan kafir Quraisy bahwa Al-Quran adalah karya Muhammad. Bukan hanya menjaga keotentikan Al-Quran sebagai kalamullah. Tetapi juga sebagai bukti  bahwa Allah membersihkan beliau dari sifat yang tak pantas sebagai seorang Nabi.

Kebiasaan bangsa Arab yang bertumpu pada tradisi menghafal, menjadikannya menafikan sistem baca tulis dalam kehidupan sosio-kultural masyarakatnya. Semakin kuat seseorang menghafal semakin tinggi pula prestisenya. Pun sebaliknya semakin lemah daya ingat dan hafalan seseorang maka semakin rendah wibawanya.

Kegemaran berkompetisi dalam membuat syair mereka masyhurkan dengan cara dihafalkan, sampai tak jarang ahli sejarah mengisahkan, bahwa syair-syair yang paling top saat itu didendangkan oleh anak-anak dipasar-pasar.

Alhasil, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW di dalam berdakwah tidak mengabaikan nilai tradisi dan budaya. Bahwa Islam tidak lahir dalam ruang hampa. Akan tetapi Islam memang  disampaikan pada manusia yang sejak dulu sudah terbangun peradaban. Konteks bangsa Arab sebagai masyarakat jahiliyah bukan berarti bodoh dan tak mengerti apa-apa. Peradaban manusia saat itu sangatlah maju, tetapi etika, norma dan nilai-nilai kemanusiaan itulah yang mereka abaikan. Sebab itu Rasulullah bersabda “saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Di Nusantara, apa yang disampaikan oleh para Wali Songo merupakan cerminan dari dakwah Rasulullah SAW. Sunan Kalijaga yang berdakwah dengan media wayang, Sunan Kudus yang sangat menjaga tenggang rasa dengan masyarakat Hindu,  Sunan Gunung Jati yang sangat menghargai kearifal lokal. Itu semua adalah upaya penyeimbangan antara agama dengan budaya.

Peradaban manusia dan Islam sesungguhnya sangat bisa berjalan berdampingan, selama kecerdasan seorang pendakwahnya mampu menyeimbangkan tanpa harus dibenturkan. Dan inilah sebenarnya yang diajarkan oleh Allah dan Rasulnya menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil alamain. Wallahu A’lam.

*) Penulis adalah Sekretaris PC GP Ansor Kab.Cirebon

Tags: Islam Nusantara
ShareTweetPin

Related Posts

Masihkah Berharap Sekolah Gratis?
Opini

Masihkah Berharap Sekolah Gratis?

05/10/2023
Ta’lim Muta’allim dan Sila Kedua, Komposisi Jitu untuk Cetak Pelajar yang Beradab
Opini

Ta’lim Muta’allim dan Sila Kedua, Komposisi Jitu untuk Cetak Pelajar yang Beradab

11/04/2023
Kenali Dirimu Sebelum Mengenal Orang Lain
Opini

Kenali Dirimu Sebelum Mengenal Orang Lain

11/04/2023
Refleksi Satu Abad NU Berdasarkan Interpretasi Surat At-Taubah Ayat 122
Opini

Refleksi Satu Abad NU Berdasarkan Interpretasi Surat At-Taubah Ayat 122

11/02/2023
Islam Kaffah: Islam Penuh Rahmah
Opini

Islam Kaffah: Islam Penuh Rahmah

11/12/2022
Manajemen Hidup Umur 40 Tahun
Opini

Manajemen Hidup Umur 40 Tahun

14/04/2023
Next Post
LKNU Kabupaten Cirebon Fokus Eliminasi Tuberkulosis

LKNU Kabupaten Cirebon Fokus Eliminasi Tuberkulosis

Jln. Dewi Sartika No. 9, Sumber

Follow us

RECENT NEWS

  • Ansor Kabupaten Cirebon Gelar Rapat Perdana: Bangun Komitmen dan Budaya Tertib Administrasi
  • Gelar Madrasah Jurnalensa, Langkah LTNU PCNU Cirebon Cetak Jurnalis Andal
  • Ketua LTN PCNU Kabupaten Cirebon Dorong Lahirnya Jurnalis Berhati Santri
  • Tafsir Surat At-Taubah ayat 122, Kewajiban Menuntut Ilmu

CATEGORIES

  • Agenda
  • Banom
  • Daerah
  • Doa dan Dzikir
  • Fiqih
  • Hukum
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Khutbah Jumat
  • Lembaga
  • MWC
  • Nasihat Ulama
  • Nasional
  • Opini
  • PC NU
  • Pengumuman
  • Pesantren
  • Ragam
  • Sirah
  • Tafsir
  • Tanya-Jawab
  • Tasawuf
  • Tawsiyah
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Warta
  • Agenda
  • Amaliya-NU
  • BANOM NU Kabupaten Cirebon
  • Home
  • Home 1
  • Home 2
  • Home 3
  • Khutbah Jum’at
  • Kirim Tulisan
  • Lembaga NU Kabupaten Cirebon
  • Login
  • MWC NU Kabupaten Cirebon
  • NU TV Cirebon
  • PC NU Kabupaten Cirebon
  • Pesantren
  • Registrasi Garuda Cyber NU
  • Submissions
  • SUSUNAN REDAKSI

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.

No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.