CIREBON – Hoax atau ujaran kebencian merupakan kejahatan yang sedang marak di dunia maya Indonesia akhir-akhir ini. Kondisi Indonesia yang memasuki tahun-tahun politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, membuat ekskalasinya terus naik.
Tidak sedikit pelajar dan santri, termasuk di Kabupaten Cirebon yang mengonsumsi informasi-informasi hoax. Sebagai langkah antisipasi, semua pihak harus ikut ambil bagian dalam kampanye anti hoax.
Hal itu disampaikan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Yusuf. Pihaknya menyadari bahwa dampak dari hoax dan haetspeech sangat membahayakan bagi remaja-pemuda, termasuk pelajar dan santri.
“Sangat berbahaya bagi pelajar NU khususnya, apalagi banyak pelajar yang menyebarkan hoax dan hatespeech. Karena itu IPNU-IPPNU harus benar-benar menjadi wadah para pelajar agar tidak menjadi korban, mengonsumsi, memproduksi, atau men-share berita hoax dan hatespeech,” papar Yusuf kepada NU Online Cirebon, Rabu (29/8).
Sejauh ini, pihaknya telah membuat langkah-langkah untuk membentengi para pelajar NU, khususnya di Gebang, dari masalah tersebut. Mulai dari memberikan pemahaman hingga pembekalan-pembekalan tentang untuk meng-counter hoax.
“Pertama kita harus memahami dulu hoax itu apa? Kemudain kita juga membuat pelatihan-pelatihan dan seminar tentang bahaya hoax,” tambah dia.
Senada disaampaikan Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Gebang, Windi. Menurutnya, pelajar NU harus bisa memfilter berita yang ada.
“Jangan gampang percaya ketika mendapat berita yang sumbernya tidak jelas. Harus ditelusuri terlebih dahulu,” tukas Windi. (Kustano)