NU Online Cirebon,
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon telah melantik Pengurus Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Periode 2018-2022 di Aula Center, PCNU Cirebon, Sabtu (15/12). Pelantikan Lesbumi yang ketuai oleh Baequni diharapkan bisa menyebarkan nilai-nilai agama melalui pendekatan budaya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH. Aziz Hakim Syaerozi mengatakan, Lesbumi adalah salah satu lembaga yang akan menjadi motor utama dakwah Aswaja melalui pendekatan seni dan budaya. Hal itu untuk menangkal gerakan radikalisme di Indonesia, khususnya Cirebon.
“Kenapa, karena dulu kita tahu Cara dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdiyyah melalui pendekatan seni dan budaya. Misalnya Sunan Kalijaga melakukan pendekatan budaya dalam penyebaran agama dengan media wayang,” kata KH. Azis, Pembina Pondok Pesantren (Pontren) Assalafie Babakan, Ciwaringin.
Ia mengakui, Sunan Kalijaga mengangkat wayang menjadi tema sentral untuk berdakwah dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa, termasuk Cirebon. Ternyata media dakwah Sunan Kalijaga tersebut merupakan pintu masuk Islam Aswaja di Jawa, bahkan Nusantara.
Untuk itu, dirinya berharap agar dakwah ke ranah seni dan budaya digalakkan kembali. Dan motor penggerak dakwah tersebut melalui Lesbumi, tidak hanya kaum santri saja, tetapi masyarakat biasa juga.
“Kuncinya dakwah Aswaja itu tidak pernah dakwah dengan cara kekerasan tetapi budaya. Karena itu toleransi dan tidak menjustifikasi kebenaran, hal itu bagian dakwah Lesbumi,” tuturnya.
Demikian juga, kata dia, dalam menangkal radikalisme harus digunakan dengan pendekatan seni dan budaya, sehingga diharapkan radikalisme bisa jauh dari bumi Cirebon.
“Makanya dakwah kita lakukan secara bersama, dan Lesbumi jadi motor utamanya. Hal itu bisa menggerakan Islam toleran yang bisa menangkal radikalisme,”
Pelantikan Lesbumi ini yang ke-17, dan pelantikan ini semata-mata untuk membangun semangat kerja, kreatif dan inovatif agar lembaga ini bergerak.
“Pelantikan ini hanya proses formalnya saja, karena Lesbumi ini sudah mengadakan berbagai kegiatan budaya jauh sebelum pelantikan. Harapanya para pengurus bisa solid sehingga bisa tercipta berbagai kegiatan,” harap dia.
Sementara itu, Ketua Lesbumi NU Cirebon Periode 2018-2022, Baequni menyampaikan, pelantikan ini merupakan awal didalamnya kepengurusan Lesbumi periode 2018-2022. Menurutnya, ini tugas berat pegiat budaya dan seni, karena hari ini akan mengawali kerja-kerja budaya di masyarakat.
“Sesungguhnya tidak mudah menangkal radikalisme melalui budaya. Namun kita akan berupaya semangat mungkin dengan mengadakan kegiatan budaya di masyarakat,” ucap Kang Ubay, panggilan akrabnya.
Lebih lanjut lagi, jauh sebelum proses pelantikan ini berlangsung, Lesbumi sudah mengadakan beberapa program, seperti kelas carakan, ngaji budaya di tajug-tajug dan membuat video tentang masjid dulu.
“Inilah beberapa program yang sudah digelar. Saya berharap teman-teman bisa solid, bekerjasama, dan kreatif untuk terus mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan seni dan budaya, Cirebon,” tuturnya.
Setelah pelantikan, Lesbumi langsung menggelar diskusi publik dalam rangka memperingati hak asasi manusia (HAM) internasional dengan mengangkat tema kekuatan budaya dalam menangkal radikalisme
Tak hanya itu, pengurus Lesbumi juga turut memeriahkan acara pelantikan dan diskusi publik dengan menampilkan pertunjukkan wayang, pembacaan puisi, visual art project, dan pameran karya Lesbumi. (Ariel Lesbumi)