NU Online Cirebon : Setelah dibuka di Istana Merdeka Jakarta oleh Presiden RI Joko Widodo Kongres XVIII Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) masih berlanjut sampai senin tanggal 23 Desember 2018. Beberapa agenda telah berlangsung, seperti dialog kebangsaan dan Malam ta’aruf yang dilaksanakan pada jumat (21/12/2018).
Selanjutnya agenda Kongres menuju ke kegiatan inti, yakni Musyawaroh bersama kader Ikatan pelajar puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) se-Indonesia. Pembahasan tentang Organisas serta isu-isu yang disuarakan melalui kongres tiga tahunan organisasi Badan otonom Nahdlatul ulama (NU) putri tingkat pelajar dan remaja.
Seperti yang diungkapkan Herawati selaku Ketua Panitia Kongres XVIII Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Selama tiga tahun masa kepengurusan, IPPNU masa Khidmat 2015-2018 aktif terhadap isu-isu social kemasyarakatan. Salah satunya adalah tentang isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Beberapa program yang telah dilaksanakan untuk mengawal isu tersebut, salah satunya Program “Rumah Ramah Pelajar IPPNU”.
Program ini merupakan penyedia informasi dan konseling untuk remaja. Kepada kader IPPNU di daerah Pimpinan Pusat (PP) IPPNU mengarahkan untuk ikut mengawal isu ini.
Mewakili Panitia Kongres XVIII IPPNU juga mengatakan bahwa selama ini IPPNU ikut menyuarakan pengesahan RUU-PKS dari pusat sampai daerah.
“Salah satu dari agenda Kongres (Kongres XVIII IPPNU) adalah menyuarakan dan mendesak pengesahan RUU-PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual).”
IPPNU adalah organisasi kader Nahdlatul Ulama, maka prinsip ta’awun (saling menolong) menjadi landasan gerakan organisasi. Kader IPPNU selain menjadi kader yang peka terhadap dinamika social. Mengawal RUU ini merupakan representasi prinsip tersebut. Terlebih, perempuan dan remaja rentan menjadi korban kekerasan seksual. Pengesahan RUU ini bisa menjadi penguatan hukum dan pemenuhan hak-hak perempuan sebagai warga negara.
“Maka hal ini (Pengesahan RUU-PKS) menjadi sesuatu keharusan untuk diperjuangkan.” ucapnya
Pada kesempatan yang sama perempuan asal Banten itu menyampaikan beberapa Isu yang diusung dalam Kongres XVIII IPPNU. Yaitu menangkal Radikalisme serta Melibatkan diri dalam pembanguna nasional berkelanjutan seperti yang dimanahkan Presiden Jokowi dalam pembukaan Kongres XVIII IPPNU.
“InsyaAllah kami (IPPNU) yakin bisa mengemban amanah ini. Slogan “Belajar, Berjuang dan bertaqwa” sebagai prinsip gerak organisi untuk “Menuju Milenial Berkeadaban” senada dengan tema kegiatan ini.” ucapnya sebagai penutup. (Marleni)