NU Cirebon Online,
Sebagai Kader NU yang telah mengikuti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Cirebon Raya, dituntut tanggungjawab dan wajib untuk melaksanakan apa yang telah disumpahnya, agar senantiasa menjalankan kewajiban dan selalu bergerak di masing-masing jabatannya dengan mengikuti arahan dan satu komando dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Wisma Pepabri Linggarjati Kuningan, Sabtu-Senin, 24-26 Agustus 2019.
“Menjadi NU tidak cukup dengan yasinan, tahlilan, qunut dan lain lain, tetapi harus diikuti dengan harokah dan fikroh” tegas Dr. H. Endin AJ Soefihara, MM selaku Kepala MKNU.
Ia juga mengatakan sebagai kader, harus selalu bergerak, karena tidak ada barokah tanpa harokah. Artinya, kata dia, untuk mendapatkan tambahan kebaikan harus bergerak dan terus bergerak. Barakah atau keberkahan hanya dapat diwujudkan dengan bergerak, atau siapa saja yang terus bergerak pasti akan mendapatkan barakah atau keberkahan.
“Bagi NU, NKRI harga mati, dan Pancasila Jaya, Aswaja Aqidah Kita, Nusantara Milik Kita, maka dari itu menjaga kedamaian dan menjaga keutuhan negara wajib hukumnya, dan kader NU selalu dituntut bergerak untuk sama juga mempertahankan aqidah Ahlussunah Waljamaah Annahdliyah. Jadi mempertahankan NU sama juga mempertahankan Negara Indonesia,” jelas Bang Endin sapaan akrabnya.
Selanjutnya, Ia menjelaskan bahwa tuntutan generasi millenial yang ingin serba instan, termasuk memperoleh ilmu agama, agar kiranya para kader bisa menyikapi dan mengambil alih pos-pos strategis ini, agar tidak diisi oleh orang yang katanya Ustadz (padahal tidak memiliki sanad keilmuan yang jelas) sehingga ajaran agama yang sesuai sanad keilmuan yang dimiliki sampai kepada Rosulullah SAW bisa tersampaikan dengan benar. Pemberdayaan Ekonomi Umat dan Pendidikan ini juga menjadi konsen bagi para kader bersama, untuk memajukan dan menggerakannya.
“NU itu unik. Memiliki sanad keilmuan hingga Kanjeng Nabi. Selain itu, mudah untuk menghancurkan Indonesia, maka hancurkan terlebih dahulu NU, kalau NU lemah, maka Indonesia akan hancur. Sebaliknya NU kuat, maka Indonesia hebat” tegasnya.
Kegiatan MKNU Raya tersebut diikuti 87 orang dari berbagai pengurus baik harian PC, MWC, Ranting, Banom, dan Lembaga dari berbagai daerah seperti Kab/Kota Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu, dan Aceh. Disamping itu dihadiri juga oleh KH Sultonul Huda, KH Abdul Manan Ghani, H Ulil Abshar Hadrawi, H. Suwandi D. Pranoto, KH Dasuki, H. Iip D Yahya, KH Wawan Arwani Amin, KH Syamsuddin, KH Aziz Hakim Syaerozie, KH Yusuf, dan KH Juhadi Muhammad.