NU Cirebon Online,
Agama yang pada dasarnya mengajarkan kasih sayang, kebenaran dan kedamaian belakangan ini mulai diciderai oleh sebagian pemeluk agamanya sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh Rois Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin dalam Dialog Internasional Antar Agama yang digelar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren Cirebon, Rabu (4/9/19).
Atas dasar tersebut, Kiai yang juga ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cirebon itu mengajak kepada para peserta yang hadir untuk menyerukan perdamaian antar umat beragama.
Dengan menilik sejarah Islam, Kiai Wawan menerangkan bahwa ketika Allah SWT hendak menciptakan manusia di muka bumi, ia mendapat protes dari para malaikat. Meski tidak berlebihan, namun protes tersebut sangat penting untuk kita refleksikan ke dalam kehidupan sosial sehari-hari.
“Begini protesnya, apakah engkau benar-benar ingin menciptakan manusia dimuka bumi, padahal manusia mempunyai potensi yang buruk?,” ungkapnya.
Namun, kata Kiai Wawan, protes para malaikat itu dijawab dengan mudah oleh Allah SWT. Beliau menegaskan kepada para malaikat bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak.
“Allah menjamin lebih tahu apa yang telah diperbuat-Nya. Maka, sebagai bentuk jaminannya, Allah memberikan agama kepada manusia sebagai petunjuk kebenaran dan kebaikan,” jelasnya.
Di samping itu, Kiai Wawan menerangkan bahwa terdapat titik temu antara agama yang satu dengan agama yang lainnya.
Kiai Wawan mengatakan, umat Islam, Yahudi dan Kristen meyakini adanya kebenaran mutlak dari Tuhan, serta meyakini adanya pembalasan hari akhir.
Selain itu, Kiai Wawan menjelaskan bahwa Islam, Yahudi dan Kristen merupakan agama yang serumpun. Yahudi adalah keturunan Nabi Ibrahim kemudian dilanjutkan oleh Nabi Musa untuk menjalankan tonggak kebenarannya. Sedangkan umat Kristen meyakini bahwa Nabi Isa sebagai panutannya. Sementara itu, pengikut Nabi Muhammad umat Islam meyakini bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai Rasul untuk menyempurnakan keyakinan para pemeluk agama.
Meski secara aqidah jelas beda, kata Kiai Wawan, agama-agama tersebut tentu mengajarkan kebaikan, maka tidak ada alasan untuk kita berbuat buruk dan kerusakan. Kita harus tetap mengajarkan kasih sayang dan damai.
“Karena itu, sejatinya agama-agama mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengatakan agama itu baik, maka pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan,” pungkasnya.
Dialog Internasional yang bertempat di Auditorium Madrasah Nahdlatul Ulama (MANU) Putera Buntet Pesantren Cirebon (BPC) itu diikuti oleh 200 peserta. Kegiatan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani Amin, Koordinator Pelayanan Rohani Penjara Serbia Father Gligorijie Markovic, Pemimpin Yahudi Ortodoks Amerika Serikat Robby Howard Hoffman, Sekretaris Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) BPC KH Aris Ni’matullah, dan Ketua STIT BPC KH Fahad Ahmad Sadat.
(Abdul Muizz)