NU Cirebon Online,
Ribuan warga Kabupaten Cirebon bersama santri, Rabu (23/10/2019) malam memadati Alun-alun Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, mengumandangkan gema shalawat tiada henti. Alunan shalawat yang dibuka dengan senandung shawalat An-Nahdliyah membuat mereka langsung ikut larut bersenandung. Alunan shalawat tersebut dipimpin Gus Wahid Ahbaabul Musthofa Yogyakarta.
“Kita hadir di sini untuk bersama-sama bershalawat kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu, semua pengunjung harus tertib, yang berdiri harus duduk, biar yang lainnya juga bisa ikut bershalawat bersama,” pesan Gus Wahid dari atas panggung.
Ketua Panitia Hari Santri Nasional PCNU Kabupaten Cirebon, H Asep Saefuddin Jazuli mengatakan, seluruh rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional telah dilaksanakan dan mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat Kabupaten Cirebon.
“Meski masih ada beberapa kekurangan, secara umum Peringatan Hari Santri tahun ini berlangsung lancar. Diselenggarkan oleh 18 Lembaga PCNU dan seluruh badan Otonom NU di tingkat Kabupaten Cirebon. Antusiasme warga mengikuti acara demi acara juga harus kita apresiasi,” ujarnya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Syaeorie, menjelaskan peran santri sangat signifikan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Kita bisa melihat sejarah berdirinya NU ketika Mbah Kholil bangkalan menugaskan Mbah As’ad untuk menyerahkan tasbih untuk Mbah Hasyim sebagai tanda direstuinya pendirian NU. Ketika sampai di Jombang Mbah As’ad meyampaikan kepada Mbah Hasyim, saya dapat titipan tasbih dari Mbah Kholil untuk Mbah Hasyim dengan dzikir Ya Jabbar Ya Qohhaar. Dzikir tersebut sebagai tanda bahwa jika ada orang yang tidak menyukai ulama, membenci ulama dan NU maka akan binasa,” jelas Kiai Aziz.
Melihat situasi politik saat ini, lanjut Kiai Aziz, jika tujuannya untuk menghancurkan NU maka sejarah akan membuktikan bahwa yang berniat menghancurkan NU akan binasa.
“Mudah-mudahan menjadi maslahat bagi kita. Tapi jika situasi tersebut ingin menghancurkan NU, maka sejarah akan membuktikan bahwa yang membenci NU akan dihancurkan,” tegas Kiai Aziz.
Sementara itu Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani Amin mengajak kepada seluruh yang hadir untuk mensyukuri nikmat Allah bahwa pemerintah memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap perjuangan santri.
“Karena dalam sejarah negara Indonesia peranan santri luar biasa. Mbah Hasyim sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia juga dalam menyebarkan dan mengajarkan Islam Ahlussunnah wal jama’ah. Sehingga kewajiban kita bukan hanya merayakan HSN tapi lebih jauh dari itu meneruskan perjuangan dari Mbah Hasyim. Apapun situasinya kita tetap semangat dalam berjuang menegakkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah,” tutup Kiai Wawan.
Acara Santri Bershalawat bersama Gus Wahid dan Tabligh Akbar bersama KH Manarul Hidayat berlangsung selama 4 jam dari pukul 20.00 berakhir pukul 24.00, diawali dengan pembagian hadiah lomba-lomba HSN, pelantikan MWC NU Kapetakan ditutup dengan Do’a yang dipimpin KH Wawan Arwani Amin dan Mahalul Qiyam yang diikuti oleh seluruh pengunjung yang hadir.