NU Cirebon Online,
Masih menjamurnya gerakan intoleran dan radikal di Indonesia, membuat berbagai pihak ikut berupaya untuk melawan gerakan tersebut. Salah satunya dilakukan oleh Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon. Mereka akan melaksanakan kegiatan Njujug Tajug (mendatangi mushala) dengan menggelar sejumlah pementasan dan kegiatan. Pementasan yang dilakukan pun tidak sekadar pementasan, namun akan menggunakan lakon dengan tema toleransi.
Sekretaris Lesbumi PCNU Kabupaten Cirebon Agung Firmansyah mengatakan, kegiatan Njujug Tajug, akan dilaksanakan di delapan tajug di delapan desa di Kabupaten Cirebon. Pihaknya akan melibatkan kelompok seni yang sudah dilatih menggunakan lakon bertemakan toleransi.
“Kelompok seni yang ditampilkan terdiri atas 5 kelompok seni yang sebelumnya dilatih oleh mentor yang ditunjuk Lesbumi, serta kelompok-kelompok seni yang berasal dari wilayah tajug tersebut berada,” kata Agung di Cirebon, Sabtu 16 November 2019.
Beberapa desa yang akan disambangi Lesbumi Cirebon dalam kegiatan Njujug Tajug ini, yaitu Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Desa Bojongkulon, Kecamatan Susukan, Desa Pabuaran Lor, Kecamatan Pabuaran, Desa Luwung, Kecamatan Mundu, Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Desa Kalisari, Kecamatan Losari, Desa Kedungsana, Kecamatan Plumbon, dan Desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati.
Menurut Agung, adanya kegiatan yang mulai dilaksanakan pada 23 November 2019 ini, dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat, bahwa seni budaya yang berkembang di Cirebon, sarat dengan pesan kebaikan. Sekaligus, pementasan ini juga, bisa memberikan pesan kepada masyarakat, terkait toleransi dalam keberagaman.
Selain itu, kegiatan ini juga ujar Agung, akan dipenuhi dengan pesan damai, toleransi dan keberagaman. Sehingga, adanya seni budaya juga, bisa digunakan untuk membentengi masyarakat dari faham-faham ektremisme dan intoleran.
“Sehingga, masyarakat nantinya memiliki benteng dalam mengadapi faham ektremisme dan intoleran,” ujarnya. Selain pementasan seni budaya, kegiatan Njujug Tajug juga, akan dimeriahkan dengan kegiatan lainnya, yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga di bawah naungan PCNU Kabupaten Cirebon.
Ketua PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Syaerozi menuturkan, bahwa sangat perlu melestarikan tradisi yang berawal dari tajug. Menurutnya, pembangunan tajug zaman dulu, bukan dibangun oleh kontraktor, melainkan dibangun secara gotong royong dan atas kesadaran masyarakat. Dalam proses gotong royong tersebut, tidak sama sekali melihat dari suku, golongan, bahasa dan lainnya. Sehingga, gotong royong ini menjadi salah satu bentuk toleransi yang sudah terbangun sejak zaman dulu. Sehingga menurutnya, tradisi yang ada di tajug itu, memotret ragam toleransi dan anti-kekerasan.
“PCNU Kabupaten Cirebon, memiliki tanggungjawab, untuk kembali menghidupkan tradisi tajug yang sudah mulai redup,” ujar Kang Aziz biasa ia disapa.
Dalam kegiatan Njujug Tajug ini, PCNU Kabupaten Cirebon juga, akan melibatkan sejumlah lembaganya untuk menngelar kegiatan. Seperti halnya pengecatan dan bersih-bersih tajug, sosialisasi kebersihan dan kesehatan masyarakat, pelatihan pendidikan, bahstul masail dan juga dakwah toleran.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan Njujug Tajug ini, masyarakat menjadi lebih terdorong untuk kembali meramaikan tajugnya, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai toleransi. Karena menurut Kang Aziz, untuk menciptakan masyarakat yang beradab, maka salah satunya diawali dari kegiatan yang dilakukan di tajug.
“Karena tajug, merupakan tempat berkumpulnya berbagai elemen masyarakat diwilayah tersebut,” tandas Kang Aziz yang juga merupakan salah satu Pengasuh Ponpes Assalafie Babakan Ciwaringin tersebut.