NU Cirebon
Cirebon – 10 jam menjelang penutupan penjaringan calon Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, beberapa ketua MWC mendatangi panitia Konferensi Cabang (Konfercab) XVI PCNU Kabupaten Cirebon. Diantaranya, MWC Mundu, Jamblang, Depok, Dukupuntang, dan Palimanan.
Salah satu perwakilan mereka, K. R Al-Banna menegaskan kepada awak media bahwa ketua-ketua Tanfidziyah NU tingkat Kecamatan (MWC NU) sengaja mendatangi panitia untuk mendaftarkan H. Aziz Hakim Syaerozie ketua PCNU periode 2017-2022 untuk diusung kembali menjadi calon ketua pada kontestasi konferensi besok Rabu, (30/3/2022) di pesantren Nihayatul Amal Kecamatan Waled.
Menurut K. R Al-Banna, dirinya bersama tim membawa berkas pendaftaran disertai lampiran dukungan seluruh ketua tanfidziyah sebanyak 40 kecamatan.
“Kalau melihat bukti adanya dukungan seluruh ketua NU tingkat kecamatan seperti yang hari ini berkasnya kita bawa, gelaran pemilihan besok mengarah ke aklamasi, suatu keputusan ideal sesuai dengan perintah AD ART.
Menurutnya, hal itu bakal menjadi catatan sejarah pada konferensi NU tingkat Kabupaten.
“Mungkin ini sejarah baik bagi gelaran konferensi NU tingkat kabupaten karena, insya Allah, pemilihan ketua dilakukan secara musyawarah mufakat dan aklamasi, urutan terbaik dalam pengambilan keputusan di lingkungan NU”, ujar kang R. Al-Banna.
H. Syadiq Ketua NU Kecamatan Palimanan menyebutkan, dukungan maksimal dari ketua-ketua NU tingkat kecamatan, tidak datang secara sekonyong-konyong.
“Program-program yang diluncurkan pengurus cabang dalam periode kang Aziz betul-betul memukau, sehingga tidak ada alasan bagi pengurus di tingkat Kecamatan untuk tidak mengusung kembali kang Aziz sebagai ketua NU,” katanya.
Tujuannya sederhana, lanjut Syafiq, bagaimana progam periode pertama bisa dimaksimalkan pada periode kedua, dan gagasan-gagasan lanjutan untuk memperkuat progam di perode pertama sangat mungkin diwujudkan.
“Saya yakin, melihat bukti-bukti kinerja kang Aziz, beliau sangat mampu dan kapabel,” ujarnya.
Senada dengan Syafiq, ketua MWC Dukupuntang, H. Asep Saefullah, mengatakan bahwa di bawah kepimpinan kang Aziz, NU Cirebon sangat bisa dibanggakan.
“Kinerja organisasinya visioner, dan karya-karya pengabdiannya patut dibanggakan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Syafiq menjelaskan, belum ada dalam sejarah organisasi Nahdlatul Ulama Kab. Cirebon yang berhasil membangun model pengembangan ekonomi untuk penguatan organisasi dengan pendekatan management profesional kecuali eranya kang Aziz.
“Lihat eN-U mineral, Klinik NU, koperasi NU berimplikasi terhadap penguatan organisasi sampai ke level kecamatan,” katanya.
Tentu, sebagai rintisan, lanjutnya, semua karyanya membanggakan. Oleh karena itu, tegas Syafiq, tidak ada alasan bagi siapapun yang berpikir objektif untuk mengganti kepemimpinannya sepanjang beliau masih bersedia.
“Kita wajib memberikan kesempatan periode keduanya untuk makin memaksimalkan pengabdiannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dayat selaku ketua MWC NU Jamblang, menegaskan, sekarang ini sudah eranya pemimpin ormas besar seperti NU harus dikendalikan oleh kiai-kiai visioner yang memiliki pengabdian kuat.
Selain itu, menurutnya kang Aziz memiliki kesempatan besar untuk menopang gerakan orgnasasi terutama menghadapi usia 1 abad Nahdlatul Ulama.
“Kang Aziz sangat cocok di gagasan ini,” tegas Dayat.
Dikonfirmasi terpisah, kang Aziz menyampaikan pesan singkatnya terkait dukungan 40 ketua NU Kecamatan yang merekomendasikan dirinya untuk memimpin kembali NU periode 2022-2027.
“Jangan terlalu berekspektasi banyak terhadap orang lain, termasuk ke saya, karena belum tentu, saya bisa mewujudkan apa yang menjadi impian ketua-ketua NU kecamatan.
Kang Aziz mengajak untuk lebih berikhtiyar untuk mewujudkan NU Kab. Cirebon agar lebih baik.
*Yang benar, mari berihtiar secara bersama-sama untuk mewujudkan NU lebih baik, NU lebih inovatif dan dakwahnya diterima di khalayak umum,” tuturnya.
Meski begitu, jika memang para Kiai MWC merekomendasikan dirinya, ia mengatakan siap untuk maju kembali.
“Jika memang itu merupakan kehendak dari kaii-kiai di level Kecamatan dan mayoritas, insya Allah saya bersedia. Saya merasa berat mengeban amanat memimpin NU, karena itu, ketika masa jabatan saya habis, saya kembalikan kepada pemangku tertinggi forum organisasi NU yaitu, Konfercab,” kata Kang Aziz.
Bagi kang Aziz, biarkan forum Konfercab yang menilai akan khidmah dirinya selama di NU.
“Malu, bagi saya yang sudah berkhidmah lima tahun di NU, lalu menyatakan diri ingin menjadi ketua. Biarkan forum yang menilai perkhidmatan saya, jika forum merasa puas apa yang saya khidmahkan, tentu para kiai secara otomatis ingin saya mempimpin kembali, jika tidak memuaskan bahkan melenceng dari garis-garis orgnasiasi, saya yakin para kiai tidak akan merestui saya lagi. Itu saja ukurannya,” pungkas kang a
Aziz.