NU Cirebon
Cirebon – Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Cirebon menggelar puncak acara Hari Lahir (Harlah) ke-72 Fatayat NU dengan mengusung tema ‘Bangkit Bersama, Gerak Bersama, Menuju Kabupaten Cirebon yang Sejahtera’.
Acara puncak Harlah ke-72 Fatayat NU yang berlangsung di Pondok Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin itu dihadiri oleh 1000 kader Fatayat NU Kabupaten Cirebon. Ahad, (26/6/22).
Turut hadir tokoh-tokoh Nasional maupun daerah untuk dapat memberikan apresiasi dan motivasi bagi seluruh kader Fatayat NU se-Kabupaten Cirebon seperti Menteri Ketenagakerjaan RI, Dr. Hj. Ida Fauziyah. M.SI, Anggia Ermarini MKM (Ketua Umum PP Fatayat NU), serta Mauidzoh Hasanah oleh Prof. Dr KH.Said Aqil Sirodj.
Di usianya yang ke-72, Fatayat NU tetap setia pada gerakan dan penguatan kapasitas perempuan muda di seluruh nusantara, dengan beragam aktivitas para kadernya sebagai ibu, istri, pekerja, pemberi kerja, pendidik, peneliti, politisi, pedagang, dan beragam profesi lainnya. Situasi pandemi dari tahun 2020 menjadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan Fatayat NU di komunitasnya masing-masing, tantangan ini juga sekaligus menjadi peluang di sisi lainnya.
Ketua Pimpinan Pusat Fatayat NU, Anggia Ermarini menyampaikan, di Harlah ke-72 Fatayat NU ini, Covid-19 dinyatakan endemi, tidak lagi pandemi, ini merupakan salah satu hadiah dan anugerah yang patut disyukuri bersama dan ini adalah berkat seluruh kerja keras seluruh masyarakat Indonesia.
“Beragam cara dilakukan oleh Fatayat NU di seluruh lapsan masyarakat, dari mulai membangun solidaritas bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, menggalang dukungan untuk para tenaga kesehatan, membangun sistem dukungan bagi keluarga yang positif Covid-19, mengkampanyekan untuk taat protokol kesehatan, dan banyak hal lainnya. Termasuk juga menahan diri untuk tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang dalam satu pertemuan fisik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anggia Ermarini sangat mengapresiasi PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon yang mulai melangkah dari masa yang sangat sulit di masa pandemi beberapa tahin lalu.
“Semoga momentum ini menjadi awal untuk Fatayat NU aksi kembali di dunia nyata bukan lagi di dunia maya,” tegasnya.
Ketua Fatayat NU Kabupaten Cirebon, Roziqoh mengatakan, Harlah ke-72 Fatayat NU ini menjadi momentum untuk membangkitkan ghiroh jamiyyah, semangat berorganisasi untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, tanpa ada satupun yang ditinggalkan.
“Sesuai dengan tema besar PP Fatayat NU, Bangkit Bersama Berdaya Bersama, maka Fatayat NU Kabupaten Cirebon juga mengambil sikap dan peran yang senada,” ucapnya.
Selain itu, kata Roziqoh, momentum ini juga untuk menguatkan pemahaman dan sistem organisasi, terutama pada isu pendampingan kekerasan terhadap perempuan dan anak, isu media informasi dan isu penguatan ekonomi, yang pastinya berdaya sesuai potensi kader.
Dalam rangka memperingati Harlah ke-72 Ftayat NU, PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon juga menggelar beberpa rangkaian acara yang melibatkan seluruh kader di 40 kecamatan. Mulai dari kelas kader Fatayat NU Berdaya, kelas pendampingan kekerasan terhadap perempuan dan anak, kelas pelatihan pembuatan materi kampanye dan media fatayat, kelas kader fatayat bergerak, kelas pelatihan ekonomi kreatif, dan kelas nyantri keren.
“Kelas-kelas ini sudah berlangsung sejak bulan Mei lalu. Kenapa dibuat kelas seperti ini agar lebih intensif dan mengena kepada kader-kader kita.” tambah Roziqoh.
Roziqoh menjelaskan, kelas kader Fatayat NU bertujuan agar kader mampu menggali potensi yang ada didalam dirinya. Ia juga berharap dengan rangkaian kegiatan ini bisa menghasilkan kader-kader tangguh sesuai kapasitas dan bidangnya.
“Ada kader yang sukanya berdagang kita fasilitasi di kelas pelatihan ekonomi kreatif, ada kader yang sukanya eksis di media kita fasilitasi kelas pelatihan pembuatan materi kampanye, ada kader yang sukanya dibidang sosial kita fasilitasi kelas pendampingan kekerasan terhadap ibu dan anak,” terang Roziqoh.
Kelas-kelas ini, kata Roziqoh diisi oleh orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Seperti Supraptiningsih, S.Hi., MH (LBH Fahmina) dan Saadah (WCC Mawar Balqis), yang memang fokus pada bidang kekerasan ibu dan anak.
Tidak hanya itu, lanjutnya, ada juga tim dari Mubadalah.id yang memang fokus di bidang media. Pengisi di kelas ekonomi kreatif juga ada kader Fatayat Najhah Barnamij dan Fayzul Wafa yang memang fokus di bidang ekonomi.
“Apalagi di era saat ini, media sangat dibutuhkan untuk menopang penguatan advokasi yang kami lakukan,” ujar Roziqoh.
Sementara itu, Alifatul Arifiati ketua panitia Harlah Fatayat NU ke-72 menerangkan, puncak Harlah ke-72 Fatayat NU ini akan ada launching Rumah Pengaduan Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak.
“Tentu saja untuk memfasilitasi masyarakat umum bahwa Fatayat siap memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Kabupaten Cirebon, sekaligus juga menginformasikan kepada Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga terkait bahwa Fatayat konsisten dan komitemen bersama-sama Pemerintah untuk mendekatkan layanan access to justice bagi masyarakat,” katanya.
Dengan launching ini, kata Alifatul Arifiati, masyarakat semakin tahu dan merasakan keberadaan Fatayat NU, terlebih kasus kekerasan ibu dan anak masih tinggi di Cirebon.