NU Cirebon
Cirebon: Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menyebut bahwa Cirebon merupakan wilayah yang mempunyai hubungan erat akan lahirnya peringatan Hari Santri Nasional (HSN).
Pernyataan tersebut disampaikan Kiai Aziz saat memberikan sambutan pada acara puncak peringatan HSN PCNU Kabupaten Cirebon yang berlangsung di komplek sekretarian Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Dukupuntang pada Jumat, 9 November 2024 malam.
“Kalau kita hubungkan, Cirebon ini ada kaitannya dengan lahirnya HSN. Hari berdarah yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015 itu salah satu dasarnya adalah resolusi jihad yang digagas Hadratusyekh Hasyim Asy’ari,” ujar Kiai Aziz.
Baca: Sayyid Zulfikar Doakan Santri Cirebon Sukses dalam Menuntut Ilmu
Sebelum pertempuran 10 November di Surabaya, Kiai Aziz menyebut bahwa Hadratusyekh tidak mau melakukan perlawanan agresi Belanda sebelum datangnya singa-singa dari Cirebon.
“Singa-singa yang dimaksud ini adalah para kiai dari Cirebon, khususnya KH Abdul Abbas Jamil dari Buntet Pesantren Cirebon, dan sejumlah pesantren lainnya, termasuk Babakan Ciwaringin,” katanya.
Untuk itu, jelas dia, harusnya hari santri ini menjadi momentum yang tepat dalam menegakkan sikap nasionalisme dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Kami mengajak para santri untuk bersama membangkitkan rasa nasionalisme dan nilai kebangsaan kita, serta menjaga keutuhan NKRI,” ucap Kiai Aziz.
Kiai Aziz menilai, salah satu wujud nasionalisme saat ini adalah mampu menciptakan kondusifitas jelang berlangsungnya Pilkada serentak 2024.
“Alangkah cederanya wasilah demokrasi ini yang kemudian masyarakat dirugikan oleh kepentingan politik yang sifatnya sesaat. Kalau sudah seperti itu, tentu yang rugi adalah kita bersama, warga NU,” tandasnya.[]