NU Cirebon
Cirebon: Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Abdul Hakim menegaskan bahwa salah satu bentuk kemajuan pesantren adalah pengelolaan informasi yang baik.
Hal itu disampaikan Kiai Hakim saat membuka kegiatan Program Hibah dan Pelatihan Pengelolaan Admin untuk 50 Website Pesantren yang digagas Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) pada Selasa, 30 Mei 2023.
“Melalui kegiatan yang visioner ini, saya yakin akan ada kemajuan baru di dunia pesantren,” kata Kiai Hakim saat membuka acara yang berlangsung di Meeting Room PCNU Kabupaten Cirebon.
Kiai Hakim mengapresiasi dan merasa bangga atas terlaksananya kegiatan yang didukung penuh oleh Rabithah Ma’ahid Islami (RMI), Poltek Siber Cerdika Internasional (SCI), dan Syntax Corporation itu.
“Mudah-mudahan pesantren di Kabupaten Cirebon melalui kegiatan pelatihan ini lebih maju dan memberikan manfaat untuk umat,” katanya
Dalam kesempatan itu, Kiai Hakim juga menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak SCI dan Syntax yang mendukung penuh program ini.
“Hibah itu bukan hanya bentuk benda, maupun uang, melainkan juga bisa dalam bentuk website. Justru hibah ini lebih bermanfaat dari uang yang bisa saja lebih cepat hilang,” ujarnya.
Ia berharap, program ini akan terus berlanjut dan lebih banyak pesertanya. “Awalan mungkin baru 50 pesantren yang mengikuti. Ke depan harus lebih banyak. Pasalnya, di Kabupaten Cirebon kurang lebih terdapat 700 pesantren,” ujar dia.
“Semua pesantren di Kabupaten Cirebon harus maju bersama-sama. Salah satunya melalui trainer yang digagas PCNU untuk menggandeng pesantren di berbagai sektor,” imbuhnya.
Kaitannya dengan penyebaran informasi yang baik, Kiai Hakim menjelaskan bahwasannya hal itu sudah diajarkan dalam Islam. Menurutnya, umat Muslim sudah akrab dengan informasi yang dihasilkan dari sebuah perkumpulan.
“Dalam Islam sudah diajarkan salat berjamaah 5 waktu, setiap minggu berkumpul, yakni Salat Jumat, setahun dua kali, yakni Salat Idulfitri dan Iduladha, seumur hidup sekali berkumpul yakni saat menunaikan ibadah haji,” jelas dia.
Menurutnya, perkumpulan dalam menjalankan ibadah itu tentu ada maksud dan nilai yang diajarkan Allah Swt, yakni harus berbagi informasi yang baik.
“Dari kegiatan ibadah yang berjamaah itulah biasanya informasi sampai dari mulut ke mulut,” ucapnya.
Kini, kata Kiai Hakim, arus informasi kian canggih. Hal itu dapat dilihat dari transisi alatnya. “Dulu itu informasi disebarkan melalui koran, radio, kemudian TV, dan kini informasi banyak diakses melalui internet,” jelas dia.
“Saya memprediksi ke depan arus informasi ini akan lebih cepat dan canggih. Perubahan ini akan sulit ditebak,” ujar Kiai Hakim.
Maka dari itu, Kiai Hakim mengimbau kepada pesantren untuk tidak jalan di tempat. “Dahulu mungkin para kiai produktif mengarang kitab, tapi sekarang, santri harus rajin dalam membuat konten keislaman,” ucapnya.
“Jika ulama saat ini hanya berdiam diri, bisa saja akan ditinggalkan oleh generasi berikutnya,” imbuhnya.
Ia mengajak kepada peserta untuk mulai sadar betapa pentingnya dunia digital. Menurutnya, jika sektor itu tidak dikuasai, maka akan diambil alih orang yang bersebrangan dengan ajaran Nahdliyin.
“Jika para santri ini tidak segera menguasai pertarungan konten positif di internet, maka bersiaplah akan diracuni oleh konten yang kurang bermanfaat,” imbaunya.
“Dengan adanya website, maka kita akan lebih mudah berbagi informasi kiai kita yang alim,” tandasnya.