NU Cirebon
Cirebon: Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) bersama Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat akan menggelar puncak Hari Santri Nasional (HSN) 2023 dengan pertunjukan budaya secara kolosal.
Pertunjukan kolosal Hari Santri Nasional 2023 yang digelar RMI bersama Lesbumi PWNU Jawa Barat tersebut akan berlangsung di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia (Bima) Kabupaten Cirebon pimpinan KH Imam Jazuli pada Ahad, 22 Oktober 2023 mendatang.
Rencananya kegiatan tersebut akan melibatkan 1.001 santri. Pada pertunjukan kolosal bertajuk Tawasulan 1.001 Santri ini bakal mengangkat pesan wasiat Sunan Gunung Jati. Menampilkan cerita Wayang Tapiv yang direspons dengan Tari Topeng Panji dan Kelana serta tawasulan.
Sebelum puncak pelaksanaan pertunjukan kolosal Hari Santri Nasional 2023, akan ada Workshop 3 hari bersama Lesbumi dan RMI PWNU Jawa Barat di Pondok Pesantren Bima Kabupaten Cirebon pada Kamis-Sabtu 19-21 Oktober 2023. Pesertanya para santri yang akan terlibat dalam pertunjukan kolosal.
Saat ini sejumlah persiapan sedang dilakukan menuju puncak Hari Santri Nasional 2023 yang digelar RMI bareng Lesbumi PWNU Jawa Barat tersebut.
Ketua RMI Jawa Barat, Kiai Abdurrohman mengatakan, Islam dan budaya tidak bisa dipisahkan. Terutama peran pesantren dalam berdakwah. Karena itu pula RMI menggandeng Lesbumi kerja bareng menyampaikan pesan Islam melalui budaya kepada publik di puncak Hari Santri Nasional 2023.
“Hubungan antara Islam dan budaya itu sangat luas. Multidimensi. Dan, tidak bisa dijelaskan secara hitam dan putih atau halal dan haram. Karena budaya dengan Islam memiliki hubungan yang erat. Sehingga Islam diterima di manapun karena tidak bertentangan budaya lokal,” imbuhnya.
Sehingga, kata dia, pertunjukan kolosal HSN 2023 yang menampilkan wajah kebudayaan menjadi relevan dalam konteks dakwah Islam.
“Tujuannya menghadirkan pendidikan budaya di pesantren, agar para santri tetap merawat Islam Rahmatan lil Alamain sesuai karakteristik masyarakat kita yang tidak bertentangan dengan nilai kenabian yang dibawa Walisongo,” terangnya.
Pondok Pesantren Bina Insan Mulia menjadi tempat pertunjukan kolosal puncak Hari Santri Nasional 2023 di Jawa Barat memiliki beberapa alasan. Salah satunya, sebut Abdurrohman, lingkungan Pondok Pesantren Bima Cirebon memiliki suasana gaya etnik terbesar di Indonesia. Mulai dari aula berbentuk joglo agung, asrama juga bernuansa etnik layaknya zaman kerajaan Nusantara.
Pada pertunjukan kolosal puncak HSN 2023 pasa 22 Oktober nanti, akan disaksikan 4.500 santri Bima Cirebon dan tamu undangan. Selain itu, pertunjukan puncak HSN 2023 nanti juga akan disiarkan secara live streaming lewat kanal YouTube NU Jabar Channel dan Pesantren Bina Insan Mulia Official.
“Kami berharap, dari pertunjukan kolosal Hari Santri Nasional 2023 nanti, santri yang ada di seluruh Indonesia untuk bisa merawat warisan budaya yang ditinggalkan Walisongo dan menyampaikan pesan Islam sesuai kebutuhan tempat dan budaya serta zaman,” pesan Kiai Abdurrohman.
Ketua Lesbumi PWNU Jawa Barat Dadan Madani menguatkan dengan menyitir pandangan Gus Dur. Pesantren sebagai subkultur kebudayaan di dalamnya terdapat begitu banyak dinamika. Tidak hanya peristiwa Tarbiyah wat Ta’lim, namun peristiwa kesenian yang menjadikan pesantren menjadi basis kultur dari pemajuan kebudayaan.
“Simpul kebudayaan pesantren tidak hanya bisa di potret sebagai entitas lembaga keagamaan. Namun lebih dari itu pesantren adalah simpul inti dari pemulasaraan kearifan budaya Nusantara,” ucapnya.
Menurut seniman yang biasa disapa Kang Dadan ini, santri adalah subjek kebudayaan. Tidak hanya mengaji, tapi potensi santri harusnya bisa diapresiasi sebagai insan kebudayaan yang sejajar bahkan lebih dari itu.
“Di HSN 2023 ini Lesbumi Jabar bekerja sama dengan RMI Jabar mencoba mengapresiasi sekaligus mengangkat entitas santri mempunyai kompetensi yang harus ditunjukkan kepada publik lebih luas. Pesantren Bima adalah pesantren pertama sebagai program awal Lesbumi-RMI yang akan diteruskan ke pesantren lainnya di Jawa Barat,” tutur Kang Dadan.
Moh. Wail Irsyad selaku direktur pelaksana pertunjukan menambahkan, yang paling penting dari tema pertunjukan mengangkat ajaran Sunan Gunung Jati ini adalah upaya mengingatkan memori kolektif. Khususnya masyarakat Cirebon dan masyarakat Indonesia pada umumnya mengenai pesan keislaman, perdamaian dan kemanusiaan di Tanah Jawa, khususnya Jawa Barat.
Menurut Wail, kata “Tawasul” dalam judul pertunjukan ini merupakan jalan tempuh untuk silaturrahim dengan ruh dan semangat perjuangan serta cita-cita luhur para wali.
“Pada momen Hari Santri Nasional tahun ini, kami membawa ajaran Sunan Gunung Jati karena acara ini diselenggarakan di bumi Cirebon. Di mana Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan wali di tanah Jawa yang menanamkan ajarannya khususnya di Jawa Barat. Dan, Tawasul ini kami jadikan fram dari peristiwa pertunjukan ini,” tuturnya.
Berita ini naik juga di: https://portalmajalengka.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-837195087/angkat-pesan-sunan-gunung-jati-rmi-dan-lesbumi-jabar-hadirkan-pertunjukan-kolosal-hari-santri-nasional-2023