NABI Muhammad Saw dalam menyebarkan ajaran Islam tidak lepas dari adanya tantangan dan rintangan. Sejumlah protes keras dilayangkan dari sejumlah pihak, di antaranya datang dari paman beliau sendiri, yakni Abu Lahab dan Abu Jahal.
Kedua paman Nabi ini menjadi motor penggerak kaum Quraisy dalam menentang dakwah Rasulullah. Keduanya sangat gigih menolak apa yang disampaikan kekasih Allah Swt itu.
Selama menjalankan misi dakwahnya, tidak jarang Nabi Muhammad Saw mendapatkan cemooh, hinaan, sampai pada kekerasan fisik.
Pada masa berdakwah di Makkah, Nabi Muhammad Saw kerap kali dilempari kotoran, diludahi, hingga dilempari batu. Sampai-sampai, tindakan tersebut membuat pelipis kepala Nabi sampai berdarah.
Baca Juga: Gus Mus Ajak Para Kiai Aktif Dakwah di Medsos
Kekerasan dan siksaan juga dialami oleh sahabat-sahabat Nabi. Seperti sahabat Bilal yang pernah dicambuk dan dipukuli.
Meskipun tantangan dan rintangan silih berganti menghadang perjuangan Nabi Muhammad Saw, beliau dengan teguh dan tanpa lelah terus menyebarkan ajaran-ajaran Allah Swt. Sehingga, Islam semakin hari semakin berkembang.
Ketika Nabi menghadapi puncak kesusahan dalam berdakwah, Allah Swt memberikan motivasi dan rasa kepercayaan diri kepada beliau. Hal itu sebagaimana tertuang dalam QS. An-Nahl: 36. Allah Swt berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
“Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!’ Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan. Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Ayat tersebut menghibur Nabi Muhammad Saw dalam menghadapi segala tantangan ketika berdakwah. Dalam surat tersebut, sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa membangkang dan menerima pasti akan dilalui ketika dalam berdakwah.
Imam Ar-Razi dalam Mafatihul Ghaib menjelaskan, beragamnya sikap manusia akan risalah ilahi yang dibawa para nabi itu merupakan sunnatullah. Allah Swt sendiri memerintahkan semua manusia untuk iman, akan tetapi ada juga yang diberi hidayah dan ada yang mengingkarinya.
Tugas para nabi dan rasul adalah menunjukkan jalan yang benar kepada umat manusia. Mereka mengarahkan umatnya untuk menapaki pada jalan yang sesuai dengan tuntutan Tuhan.
Ketika dalam perjalanan dakwahnya, ada yang mendukung dan ada pula yang menentang itu merupakan sunnatullah yang harus dilalui nabi sebagai utusan Allah Swt.[] (Iin Sholihin)