NU Cirebon
Cirebon: Seiring dengan perkembangan teknologi dan kecanggihan generasi milenial dan Z dalam mengelola media sosial, saat ini ada banyak pesantren yang getol mensyiarkan dakwah ke-pesantren-an di dunia maya. Sayangnya, tak banyak media pesantren yang mempunyai manajemen yang ciamik.
Salah satu pioneer media pesantren di Indonesia adalah Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon. Sudah memulai dakwah di ranah digital cukup lama, rasa-rasanya lembaga pendidikan yang dipimpin Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhammad Mustofa Aqil Siroj ini layak dijadikan role model seluruh pesantren di Nusantara dalam urusan pengembangan media.
Pimpinan KHAS Media, Kang Muhammad Arwani menegaskan bahwa media pesantren mempunyai peran penting sebagai corong dakwah para kiai.
“Jika dakwah hanya bergelut di internal saja maka terasa kurang maksimal. Sedangkan umat Islam di Indonesia ini mayoritas. Maka, media pesantren ini harus dioptimalkan,” kata Kang Arwani dalam acara Tadarus Konten yang diselenggarakan Lembaga Ta’lif Wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon pada Ahad, 31 Maret 2024.
Dalam acara yang disiarkan secara live via Instagram @nucirebon dengan tema “Mengoprek Tata Kelola Media KHAS Kempek” itu, ia menyampaikan alasan mengapa timnya terus berkomitmen untuk menjalankan tugasnya semaksimal mungkin.
“Komitmen kami bagaimana caranya agar dakwah ini bisa tersebar lebih luas. Salah satu jalannya yaa melalui media,” jelas Kang Arwani.
Selain itu, Kang Arwani juga teringan dengan ucapan Buya Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj yang menekankan pentingnya dakwah di media sosial (medsos).
“Kata Buya Said kalau kita ceramah hanya di mimbar saja, mungkin hanya menjangkau 1.000 sampai 2.000 orang saja. Hal itu berbeda jika kita upload ke media sosial seperti YouTube, maka bisa jutaan orang yang menyaksikan, dan itu bisa ditonton secara terus menerus,” kata Kang Arwani.
Baca Juga: Keunggulan Dakwah di Medsos
Atas dasar itulah, ia meminta segenap tim media pesantren untuk terus berkomitmen menebarkan kebaikan di jagat maya.
“Media pesantren sampai kapan pun harus terus masif. Ayo kita sama-sama menebarkan konten dakwah keislaman dan kepesantrenan yang menyejukkan,” ucapnya.
Di sisi lain, kata Kang Arwani, dengan masifnya media pesantren di jagat maya, maka akan ada banyak orang yang mengetahui keistimewaan pesantren.
“Saya juga ingin membranding bahwa di pesantren itu penuh dengan nilai-nilai kebersamaan, sosial, dan saling menasihati,” katanya.
Menurutnya, media layaknya sebuah wadah yang bisa diisi apa saja, termasuk konten kepesantrenan.
“Wadahnya sudah ada, tinggal kita mau isi apa nih? Setelah itu kita sebar ke khalayak umum,” ucap Kang Arwani.
Sedekah jariyah konten
Kang Arwani menyampaikan, media pesantren bisa menjadi ladang bagi para santri untuk mendulang amal jariyah. Pasalnya, bisa saja orang terpengaruh dan menjadi lebih baik berkat konten yang edukatif.
“Anggap saja konten yang kita buat ini sebagai shadaqah jariyah. Bisa saja orang terinspirasi dan terpengaruh akan konten yang kita buat,” ujar dia.
Dengan demikian, kata dia, pahala sedikit banyak akan mengalir ke pembuat konten, dalam hal ini media pesantren.
“Namanya di pesantren, keberkahan itu suatu hal yang berharga. Dengan konten pesantren, santri bisa mendapat sedikit banyak percikan pahala kebaikannya,” tandasnya.[]