NU Cirebon
Cirebon: Sebuah akun media sosial (medsos) harus terus dikawal pertumbuhannya. Langkah tersebut dilakukan demi konten yang diunggah bisa menjangkau lebih banyak viewers.
Demikian disampaikan pimpinan KHAS Media Kempek, Kang Muhammad Arwani saat mengisi kegiatan Tadarus Konten yang diselenggarakan Lembaga Ta’lif Wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon pada Ahad, 31 Maret 2024.
Dalam kegiatan yang disiarkan melalui live Instagram @nucirebon dengan tema “Mengoprek Tata Kelola Media KHAS Kempek” itu, Kang Arwani membagikan sejumlah tips agar akun medsos terus berkembang.
“Yang pertama ikuti tren. Tetapi karena kita basicnya media pesantren, maka tentunya yang diikuti adalah tren yang positif,” ujar Kang Arwani.
Baca Juga: Resep Semangat Dakwah bil Medsos ala Media KHAS Kempek
Untuk mengetahui tren apa yang sedang hits, Kang Arwani menyarankan untuk sering-sering buka berbagai medsos, mulai dari TikTok, YouTube, Facebook, maupun X.
“TikTok itu cepat tahu apa yang lagi viral. Itu tinggal kita olah saja sesuai konten kepesantrenan,” kata dia.
Kedua, kata dia, yakni konsisten, baik dari segi desain maupun konten. Dengan demikian, diharapkan warganet akan akrab dengan ciri khas konten yang dibuat.
“Terutama desain ya, jadi kalau orang lain lihat itu sudah paham, ‘oh.. ini desainnya si anu,” katanya.
Berikutnya, lanjut Kang Arwani, yakni aktif berinteraksi dengan followers. Ia mengimbau kepada rekan media pesantren untuk tidak segan membalas komentar di setiap platform medsos.
“Ada DM yaa kita balas, ada komen juga dibalas. Itulah salah satu cara agar akun bisa terus berkembang,” ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Kang Arwani juga menjelaskan seputar algoritma di Instagram. Menurutnya, satu konten di Instagram hanya menjangkau 10% followers.
“Jika tidak ada interaksi maka konten akan berhenti di 10 persen itu. Sebaliknya, jika aktif berinteraksi maka akan nyebar dan bertumbuh,” kata Kang Arwani.
Untuk itu, ia menyarankan media pesantren untuk membuat konten yang memantik interaksi. Sehingga nantinya akan ada timbal balik antara followers dan si pembuat.
Meski demikian, Kang Arwani mengingatkan kepada segenap media pesantren untuk berhati-hati dalam membuat konten. Pasalnya, mereka membawa nama baik almamater.
“Meskipun harus mengikuti tren, tapi harus hati-hati. Jangan sampai konten yang kita buat justru merusak nama baik pesantren,” tandasnya.[]