Wednesday, June 25, 2025
NU Kabupaten Cirebon
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
NU Kabupaten Cirebon
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
NU Kabupaten Cirebon
No Result
View All Result

Mana yang Paling Utama Bagi Pemudik? Tetap Puasa atau Membatalkannya? 

sofhaladnan by sofhaladnan
09/04/2024
in Fiqih, Warta
0
Home Keislaman Fiqih

ADA pilihan bagi orang yang melaksanakan mudik lebaran atau perjalan jauh (musafir), yakni tetap menjalankan puasanya atau membatalkannya.

RELATED POST

Ansor Kabupaten Cirebon Gelar Rapat Perdana: Bangun Komitmen dan Budaya Tertib Administrasi

Gelar Madrasah Jurnalensa, Langkah LTNU PCNU Cirebon Cetak Jurnalis Andal

Namun yang menjadi perbedaan pendapat di antara mereka adalah mengenai mana yang paling utama, tetap menjalankan puasa atau membatalkannya?

Melalui kajian yang bertajuk fikih puasa, tim Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon menyebut bahwa terdapat dua pendapat mengenai mana yang lebih afdhal di antara lanjut puasa atau batal saat mudik.

Pertama, yang paling utama bagi musafir atau pemudik adalah tetap berpuasa. Hal itu seperti yang dijelaskan Imam Abu Hanifah berserta para pengikutnya, Imam Malik, dan Imam Syafii dalam beberapa riwayat dari keduanya.

Baca Juga: Konstipasi atau Sembelit Bisa Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Berikut

Imam Abu Hayyan Al-Andalusi dalam Tafsir Albahrul Muhith menjelaskan:

 وَاخْتَلَفُوا فِي الْأَفْضَلِ ، فَذَهَبَ أَبُو حَنِيفَةَ ، وَأَصْحَابُهُ ، وَمَالِكٌ ، وَالشَّافِعِيُّ فِي بَعْضِ مَا رُوِيَ عَنْهُمَا : إِلَى أَنَّ الصَّوْمَ أَفْضَلُ.

“Para ulama berselisih pendapat mengenai hal yang paling utama (bagi musafir, tetap berpuasa atau membatalkannya). Imam Abu Hanifah beserta para pengikutnya, imam Malik dan imam Syafii dalam sebagian apa yang diriwayatkan dari keduanya (Imam Malik dan Imam Syafii), mereka berpendapat bahwa berpuasa itu lebih utama.”

Kedua, yang paling utama bagi para pemudik atau musafir adalah tidak melakukan puasa. Hal itu seperti pendapat Imam al-Auza’i, Imam Ahmad, dan Imam Ishaq.

 وَذَهَبَ الْأَوَزَاعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ إَلَى أَنَّ الْفِطْرَ أَفْضَل

“Imam al-Auza’i, Ahmad, dan imam Ishaq mereka berpendapat bahwa membatalkan puasa itu lebih utama.”

Sementara itu, Imam Haromain Al-Juwaini mencoba menggabungkan dua pendapat tersebut dan memberikan solusi dalam Nihayatul Mathlab. Ia menjelaskan:

فَالْمُسَافِرُ بِالْخِيَارِ بَيْنَ الصَّوْمِ وَالْإِفْطَارِ وَالصَّوْمُ أَفْضَلُ مِنَ الْفِطْرِ إِذَا لَمْ يَظْهَرْ ضَرَرٌ.

“Maka musafir bisa memilih antara berpuasa dan tidak. Dan berpuasa itu lebih utama apabila tidak tampak adanya bahaya.”

Hal senada juga disampaikan Imam Ibnu Hajar Alhaytami dalam Tuhfah:

وَمَرَّ أَنّهُ إنْ تَضَرًّرَ بِالصَّوْمِ فَالفِطْرُ أَفْضلُ، وَإلَّا فَالصَّوْمُ أًفْضَلُ.

“Dan -sebagaimana keterangan- yang lalu, bahwasanya; jika musafir membahayakan -dirinya- dengan puasa, maka tidak puasa lebih baik. Dan apabila tidak demikian maka puasa lebih baik.”

Wajib mengqadha

Meski ada pendapat para pemudik untuk tidak berpuasa, mereka tetap diwajibkan mengqadhanya di lain waktu. Hal itu sesuai dengan QS. Al-Baqarah: 148. Allah Swt berfirman:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan), itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Imam Abi Syuja’ dalam Taqrib menjelaskan:

وَالْمَرِيْضُ وَالمُسَافِرُ سَفَرًا طَوِيْلًا يُفْطِرَانِ وَيَقْضِيَانِ .

“Orang yang sakit dan orang yang bepergian dengan jarak yang jauh (masafah qashr), maka mereka berdua -boleh- tidak berpuasa dan -WAJIB- mengqadha.” []

Tags: Fikih PuasaLBMMudikRamadan
ShareTweetPin

Related Posts

Ansor Kabupaten Cirebon Gelar Rapat Perdana: Bangun Komitmen dan Budaya Tertib Administrasi
Banom

Ansor Kabupaten Cirebon Gelar Rapat Perdana: Bangun Komitmen dan Budaya Tertib Administrasi

24/06/2025
Gelar Madrasah Jurnalensa, Langkah LTNU PCNU Cirebon Cetak Jurnalis Andal
Daerah

Gelar Madrasah Jurnalensa, Langkah LTNU PCNU Cirebon Cetak Jurnalis Andal

24/06/2025
Ketua LTN PCNU Kabupaten Cirebon Dorong Lahirnya Jurnalis Berhati Santri
Lembaga

Ketua LTN PCNU Kabupaten Cirebon Dorong Lahirnya Jurnalis Berhati Santri

23/06/2025
LPBI NU Kabupaten Cirebon Terjun Bantu Penanganan Bencana Longsor Gunung Kuda
Lembaga

LPBI NU Kabupaten Cirebon Terjun Bantu Penanganan Bencana Longsor Gunung Kuda

03/06/2025
LPBH NU Cirebon Bersama Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Adakan Penyuluhan Hukum untuk Warga Suranenggala
Daerah

LPBH NU Cirebon Bersama Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Adakan Penyuluhan Hukum untuk Warga Suranenggala

26/05/2025
Gelar Madrasah Du’at Angkatan III, LD PWNU Jabar Bekali Peserta Wawasan dan Keterampilan Dakwah
Daerah

Gelar Madrasah Du’at Angkatan III, LD PWNU Jabar Bekali Peserta Wawasan dan Keterampilan Dakwah

25/05/2025
Next Post
PCNU Kabupaten Cirebon Komitmen Bantu Ciptakan Ketertiban Masyarakat

PCNU Kabupaten Cirebon Komitmen Bantu Ciptakan Ketertiban Masyarakat

Jln. Dewi Sartika No. 9, Sumber

Follow us

RECENT NEWS

  • Ansor Kabupaten Cirebon Gelar Rapat Perdana: Bangun Komitmen dan Budaya Tertib Administrasi
  • Gelar Madrasah Jurnalensa, Langkah LTNU PCNU Cirebon Cetak Jurnalis Andal
  • Ketua LTN PCNU Kabupaten Cirebon Dorong Lahirnya Jurnalis Berhati Santri
  • Tafsir Surat At-Taubah ayat 122, Kewajiban Menuntut Ilmu

CATEGORIES

  • Agenda
  • Banom
  • Daerah
  • Doa dan Dzikir
  • Fiqih
  • Hukum
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Khutbah Jumat
  • Lembaga
  • MWC
  • Nasihat Ulama
  • Nasional
  • Opini
  • PC NU
  • Pengumuman
  • Pesantren
  • Ragam
  • Sirah
  • Tafsir
  • Tanya-Jawab
  • Tasawuf
  • Tawsiyah
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Warta
  • Agenda
  • Amaliya-NU
  • BANOM NU Kabupaten Cirebon
  • Home
  • Home 1
  • Home 2
  • Home 3
  • Khutbah Jum’at
  • Kirim Tulisan
  • Lembaga NU Kabupaten Cirebon
  • Login
  • MWC NU Kabupaten Cirebon
  • NU TV Cirebon
  • PC NU Kabupaten Cirebon
  • Pesantren
  • Registrasi Garuda Cyber NU
  • Submissions
  • SUSUNAN REDAKSI

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.

No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.