Cirebon – Surat Lukman ayat 17 memiliki keterkaitan yang erat dengan ayat sebelumnya, yang telah menjelaskan tentang ilmu Allah SWT yang sangat luas dan tidak terbatas. Pada ayat ini, Allah menggambarkan nasihat yang diberikan oleh Lukman kepada anaknya mengenai hubungan antara Tuhan dan manusia. Nasihat ini bertujuan untuk membentuk keyakinan yang kokoh tentang Tauhid serta memperkuat rasa kehadiran Allah dalam hati anaknya.
Dalam nasihatnya, Lukman memanggil anaknya dengan penuh kasih sayang, “Wahai anakku sayang, laksanakanlah shalat dengan sempurna, dengan memenuhi syarat, rukun, dan sunnah-sunnahnya.” Selain itu, beliau juga mengingatkan agar anaknya menjaga diri dari perbuatan yang keji dan buruk, serta mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Lukman menegaskan pentingnya amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kemungkaran), serta berbuat baik dengan cara yang baik dan penuh kesabaran.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”
Lukman juga mengingatkan anaknya bahwa dalam melaksanakan perintah Allah, mereka akan dihadapkan dengan banyak tantangan dan rintangan. Oleh karena itu, yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam menghadapi ujian tersebut adalah kesabaran dan ketabahan. Menurut Lukman, sabar dalam menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan oleh Allah adalah kunci utama untuk meraih kebaikan yang tinggi.
Perintah-perintah Allah, seperti shalat, amar ma’ruf, dan nahi mungkar, merupakan hal-hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan, karena memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Nasihat Lukman ini mengandung ajaran tentang amal shaleh, yang puncaknya adalah shalat, serta amal kebajikan lainnya yang tercermin dalam amar ma’ruf dan nahi mungkar.
Nasihat ini juga menekankan pentingnya kesabaran, yang berfungsi sebagai pelindung dari kegagalan. Mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran harus dimulai dengan diri sendiri. Tidaklah layak seseorang mengajak orang lain berbuat baik jika ia sendiri belum melakukannya. Begitu pula dalam melarang kemungkaran, seseorang harus terlebih dahulu menahan diri dan menghindari perbuatan yang buruk sebelum mencegah orang lain untuk melakukannya.
Dengan membiasakan diri untuk mengikuti nasihat ini, Lukman berharap anaknya dapat mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial. Lukman ingin anaknya menjadi pribadi yang tidak hanya peduli pada dirinya sendiri, tetapi juga berperan aktif dalam memperbaiki keadaan masyarakat sekitar.
Kata “ma’ruf” dalam ayat ini merujuk pada segala sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat secara umum, yang telah mereka kenal dan terima sebagai nilai-nilai yang sesuai dengan kebajikan Ilahi. Sebaliknya, “mungkar” merujuk pada segala sesuatu yang dianggap buruk oleh masyarakat dan bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi. Oleh karena itu, nasihat Lukman kepada anaknya sangat berhubungan dengan apa yang dianggap baik dan buruk dalam masyarakat, serta sesuai dengan ajaran agama.
Kesabaran, menurut Lukman, adalah kemampuan untuk menahan diri dalam menghadapi cobaan dan godaan. Sabar adalah kualitas yang sangat penting karena akan membantu seseorang untuk tetap teguh dan tidak tergoyahkan dalam menjalankan perintah Allah. Kesabaran diperlukan untuk mencapai tujuan yang baik atau bahkan yang terbaik. Kata “عزم” (azm) yang ada dalam ayat ini memiliki makna keteguhan hati dan tekad untuk melakukan sesuatu. Azm dalam konteks ini menunjukkan bahwa shalat, amar ma’ruf, nahi mungkar, dan kesabaran adalah kewajiban yang harus dipegang dengan tekad yang bulat oleh setiap Muslim.
Para ulama, seperti Thabatha’i, menjelaskan bahwa makna kesabaran adalah menahan diri dan bertahan dalam keteguhan hati. Kesabaran ini berkaitan erat dengan azm (tekad) karena untuk tetap bertahan dalam menjalankan perintah Allah, seseorang membutuhkan kekuatan mental dan keteguhan hati.
Lebih jauh lagi, Surat Lukman ayat 17 juga membahas tentang konsekuensi dari merasakan pengawasan Allah SWT. Ayat ini mengajarkan umat manusia untuk selalu mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupan mereka, serta untuk yakin pada keadilan Allah dan takut akan pembalasan-Nya. Oleh karena itu, Surat Lukman ini juga menyerukan kepada umat manusia untuk senantiasa memperbaiki keadaan mereka, untuk saling mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan cara yang penuh hikmah.
Selain itu, Surat Lukman ayat 17 mengingatkan pentingnya shalat sebagai salah satu kewajiban utama bagi umat Islam. Orang yang melaksanakan shalat dengan baik akan selalu menghadap dan tunduk kepada Allah. Shalat bukan hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga memiliki hikmah yang mendalam, salah satunya adalah dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Dengan demikian, shalat menjadi salah satu pilar penting dalam kehidupan seorang Muslim yang ingin menjaga kesucian jiwa dan perilakunya.
Baca: Apakah Menelan Dahak saat Puasa Bisa Bikin Bata? Batal Ini Penjelasannya!
Ikuti saluran WhatsApp NU Cirebon untuk mendapatkan update artikel menarik lainnya.