NU Cirebon Online,
Majelis Sholawat Kubro (Masbro) merupakan salah satu wadah kaum milenial di Kecamatan Susukanlebak. Didirikan dengan tujuan agar generasi milenial mencintai Nabi Muhammad SAW.
“Masbro sendiri terdiri dari pengurus dan anggota Ikatan Remaja Masjid (Irmas) se-Kecamatan Susukanlebak. Dalam menjalankan kegiatan, kami senantiasa meminta arahan dan bimbingan kepada pengurus MWC NU Kecamatan Susukanlebak, khususnya kepada Kiai Mansur, Rois Syuriyah dan Kang Apud Syihabudin selaku Ketua Tanfidziyah,” jelas Ahmad Syaikhu, Ketua Masbro Sususkanlebak.
Masbro ini, lanjut Syaikhu, rutin mengadakan pengajian salah satunya di Masjid Jami Desa Kaligawe Kecamatan Susukanlebak, Kamis (04/09/2019).
“Tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai ke-NU-an untuk generasi milenial,” tambah Syaikhu.
Kegiatan ini, jelas Syaikhu, sudah berjalan hampir 2 tahun dan selalu dihadiri sekitar 150 peserta dari anak muda. Kegiatan Masbro ini, tambah Syaikhu, sealu rutin digelar dari Masjid ke Masjid yang ada di Kecamatan Susukanlebak. Awalnya memang hanya beberapa desa yang bergabung, namun lambat laun hampir semua Desa di Kecamatan Susukanlebak bergabung dengan Masbro.
“Kegiatannya diisi dengan pembacaan Maulid Nabi kemudian dilanjutkan pengajian yang diisi oleh KH Ahmad Muthohar, Wakil Rois PCNU Kab. Cirebon,” jelas Syaikhu.
Dalam ceramahnya, KH Ahmad Muthohar, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Dar An Nahdloh selalu mengajak kepada generasi milenial dan seluruh warga nahdliyin untuk senantiasa dekat dengan Ulama.
“Caranya dengan ngaji. Karena disadari ataupun tidak, perkembangan teknologi yang begitu pesat lambat laun akan mengikis kedekatan masyarakat dengan Ulama,” jelas Kang Muthohar, biasa beliau disapa.
Disamping itu, kang Muthohar juga menegaskan bahwa nahdliyin itu mesti beramaliyah, berfikir, ghiroh, juga bergerak sesuai dengan napas-napas ke-NU-an.
“Generasi milenial tidak cukup hanya memahami NU hanya sebatas amaliyah saja, namun juga Fikroh, Ghiroh, dan Harokah juga harus berlandaskan ajaran Aswaja An-Nahdliyah yang sudah diajarkan oleh para pendiri dan ulama-ulama NU,” tegas Kang Muthohar.