NU CIREBON
Cirebon — Menyambut tahun ajaran baru, Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU) kembali adakan MOP. Setelah sukses diadakan tahun sebelumnya, MOP (Masa Orientasi Pelajar) versi IPNU-IPPNU akan kembali diadakan tahun ini. Rencananya, MOP akan menargetkan sekolah-sekolah di bawah naungan LP Ma’arif NU dan umum.
Tahun lalu, MOP menargetkan sekitar 120 sekolah, tahun ini, Ketua PC IPNU-IPPNU Kabupaten Cirebon periode 2023-2025, Rekan Wahyu Wibisono dan Rekanita Ayu Nurul Aghniya menargetkan harus lebih banyak. Adapun untuk mendukung proses pelaksanaan MOP agar berjalan lancar dan sukses, PC IPNU-IPPNU Kabupaten Cirebon sudah mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait prosedur atau kiat-kiat strategis bagaimana MOP itu dijalankan oleh seluruh partisipan yang terlibat di Aula Nu Center PCNU Kabupaten Cirebon (2/7/2023).
MOP sendiri akan melibatkan seluruh kader IPNU-IPPNU se-Kabupaten Cirebon. Dari tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC), Pimpinan Komisariat (PK) dan Pimpinan Ranting (PR). Seluruh pengurus PC IPNU-IPPNU Kabupaten Cirebon berharap agar kegiatan MOP tahun ini kembali berlangsung sesuai harapan (atau harus lebih maksimal).
Dalam kegiatan MOP tersebut, selain ikut membantu mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa-siswi, rekan dan rekanita IPNU-IPPNU juga akan mengenalkan materi-materi seputar ideologi keislaman yang moderat, ideologi kebangsaan yang spiritnya menanamkan semangat cinta tanah air (hubbul wathan minal iman) dan pengembangan wawasan atau skill.
Hal ini berangkat dari tujuan MOP itu sendiri yang diadakan untuk membentuk siswa-siswi agar memiliki karakter yang baik, mampu menjalani aktivitas pendidikan dengan optimal (berkesesuaian dengan prinsip Wiyata Mandala) dan mampu menjadi pribadi yang unggul serta melek (literasi) digital. Sesuai dengan tema MOP tahun ini yaitu “Pelajar Unggul yang Melek Digital”.
Tema ini diambil bukan tanpa alasan. Zaman sudah terdisrupsi (terdigitalisasi). Seluruh aktivitas sosial, ekonomi dan lainnya sudah bisa diakses secara mudah dan digital. Di satu sisi, era disrupsi memang memiliki dampak positif jika dimanfaatkan dengan baik.
Tetapi di sisi lain, era disrupsi terkadang sering membawa dampak sebaliknya. Ada banyak pelajar yang saat ini terdidik menjadi pribadi yang kurang kompeten dan malas karena adanya pengaruh zaman yang serba digital.
Tidak sedikit pula yang akhirnya terpengaruh paham radikalisme atau paham ekstrem. Sehingga adanya MOP ini diharapkan mampu menjadi pencegahan dini dan alternatif masa orientasi sekolah yang lebih adaptif dan menyesuaikan perkembangan zaman. Mampu membentuk para pelajar memiliki mental agility (pemikir) yang baik dan memiliki kemampuan resilience (bertahan menghadapi tantangan hidup) yang kuat di era disrupsi atau digital. Selain juga dapat memanfaatkan produk-produk disrupsi atau digital tersebut secara positif dan bermanfaat. (Ega)***