NU Cirebon
Cirebon: Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH. Wawan Arwani menyebutkan, perkembangan NU memasuki awal abad kedua semakin cepat dan pesat.
Ia menuturkan, pertumbuhan NU dari sisi kuantitas mengalami lonjakan yang signifikan. Lonjakan warga NU dari mulai 2005 sampai sekarang hampir menyentuh angka 100%.
Kiai Wawan mengutip hasil survei LSI Denny JA yang menyebut warga NU pada 2005 berada pada kisaran 27% dari jumlah penduduk Indonesia.
“Sementara warga Muhammadiyah sembilan koma sekian persen,” terang Kiai Wawan saat memberikan arahan di acara Silaturahmi dan Kunjungan Kerja (SKK) Zona Barat 4 di gedung KBNU MWC NU Ciwaringin, pada Ahad, 10 September 2023.
Akan tetapi, kata Kiai Wawan, warga NU pada 2023 ini menyentuh angka 56 %. Sedangkan warga Muhammadiyah turun menjadi lima koma sekian persen.
Lonjakan itu, imbuhnya, diakibatkan orang-orang mulai percaya diri dan berani mengaku sebagai warga NU. Hal itu berbeda saat pemerintahan orde baru.
“Pada waktu itu, orang takut ngaku NU,” kata dia.
Pasalnya, NU di zaman orde baru kerap kali mendapatkan perlakuan keras dari pemerintah. Ia ingat betul Ansor Banser yang datang ke rumah ayahandanya di tahun 70-an seringkali dalam kondisi luka-luka.
Lebih lanjut, ia mengatakan, lembaga pendidikan yang tadinya bernama ma’arif, banyak yang mengubah namanya tidak berbau ke-NU-an. Mereka takut lembaganya dirusak atau dibubarkan.
“Beda dengan sekarang ini, orang bukan NU pun ngaku-ngaku NU,” ucap Kiai Wawan.
Di awal abad kedua ini, Kiai Wawan mengingatkan semakin banyaknya warga NU, semakin sulit pula mengurusnya. Oleh karena itu, harus ada sinergitas antar pengurus NU di semua tingkatan.
“Mari kita bangun kesepahaman bersama, tantangan NU hari ini sangat beragam. Kegiatan SKK ini merupakan salah satu upaya untuk membangun kesepahaman bersama,” tandasnya.