NU Cirebon
BULAN Ramadan mewajibkan umat Islam untuk menjaga keabsahan puasanya dengan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah penggunaan obat tetes telinga dan mengorek telinga dapat membatalkan puasa.
Mayoritas ahli fikih dari Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa telinga termasuk manfadz maftuh (saluran terbuka) yang dapat menjadi jalur masuk benda ke dalam tubuh. Oleh karena itu, jika seseorang menggunakan obat tetes telinga saat berpuasa, maka puasanya menjadi batal.
Baca: Sudah Witir ketika Tarawih tapi Pengin Salat Sunah lagi? Ini Hukumnya
Pendapat ini diperkuat Imam An-Nawawi dalam kitab Minhaj berikut:
والتقطير في باطن الأذن والإحليل مفطر في الأصح
“Menurut pendapat yang lebih sahih (ashoh), menetesi bagian dalam telinga dan lubang kemaluan adalah perkara yang membatalkan puasa.”
Dari pernyataan ini, jelas bahwa jika obat tetes mencapai bagian dalam telinga, maka puasanya batal.
Sementara mengorek telinga memiliki hukum yang berbeda dengan penggunaan obat tetes. Jika seseorang hanya mengorek bagian luar telinga, maka puasanya tetap sah dan tidak batal. Namun, apabila alat korek masuk hingga ke bagian dalam telinga, maka puasanya batal.
Bagian dalam telinga yang dimaksud adalah area yang tidak bisa terlihat dari luar tanpa bantuan alat bantu. Jika sesuatu masuk hingga ke bagian tersebut, maka dihukumi membatalkan puasa sebagaimana halnya obat tetes telinga. Oleh karena itu, kehati-hatian dalam menjaga puasa sangat dianjurkan agar ibadah tetap sah dan diterima Allah Swt.[]
Wallahu A’lam….
*Artikel ini merupakan hasil dari program serial Fikih Puasa yang digagas LBM PCNU Kabupaten Cirebon.