NU Online Cirebon,
Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Cirebon mengadakan pelantikan pengurus masa khidmah 2017-2022 di Pondok Pesantren Assalafiyah Bode, Plumbon, Jumat (10/11). Pelantikan ditandai dengan launching program unggulan dan penandatanganan kerja sama dengan sejumlah lembaga.
Program-program yang diluncurkan adalah Mondok Mesantren Tanpa Biaya (Mantab), beasiswa kuliah sambil bekerja di Taiwan bagi lulusan pondok pesantren, dan penguatan kerja sama antar-pesantren melalui deklarasi Ikatan Ro’isul Ma’ahid (Ikrom).
Pelantikan dihadiri perwakilan RMI PBNU KH Arwani Syaerozi, Ketua RMI NU Jawa Barat KH Amin Maulana, Ketua MUI Kabupaten Cirebon KH Bahrudin Yusuf, serta para ulama dan kiai pondok pesantren di Cirebon. Tampak pula para bakal calon bupati dan wakil bupati yang merupakan kader NU.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi mengapresiasi keseriusan pengurus RMI NU dalam penguatan jamiyah melalui sejumlah program unggulan. Ia berharap sejumlah terobosan direalisasikan secara maksimal dan terus menerus, sehingga manfaatnya dapat dirasakan bagi warga NU.
Bila hal itu sudah tercapai, ia berharap makin banyak orang tua yang menitipkan anak-anaknya di pesantren.
“NU ingin mendorong agar makin banyak orang tua yang mempercayakan anaknya untuk dididik di pesantren. Meskipun hari ini kita menghadapi banyak tantangan eksternal yang membuat pesantren belum dilirik oleh mayoritas masyarakat,” kata pembina Pesantren Assalafie Babakan, Ciwaringin itu.
Salah satu cara PCNU Kabupaten Cirebon untuk menumbuhkan minat adalah dengan membantu masyarakat dari kalangan tidak mampu melalui program Mondok Mesantren Tanpa Biaya (Mantab). Program yang bekerjasama dengan pondok pesantren dan para donatur warga NU itu dianggap manfaatnya sangat besar.
Selain memberikan kesempatan kepada anak dari keluarga tidak mampu untuk belajar agama dan ilmu umum di lingkungan pesantren, lanjut dia, juga menjadi strategi persuasif mengikis pemahaman agama radikal dan menguatkan karakter Islam ramah.
“Sebagaimana kita tahu, banyak pelaku terorisme dan radikalisme atas nama agama berasal dari keluarga tidak mampu atau masalah ekonomi,” kata Kang Aziz.
Rais Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin juga berharap gema program itu tidak hanya gelegar di awal tetapi terus berjalan dengan baik.
Kang Wawan juga memaparkan tentang sejarah peran pesantren yang begitu besar untuk bangsa. Pesantren juga harus terus menunjukkan perannya dalam memberikan solusi masyarakat dan bangsa.
Sejauh ini, sambungnya, lulusan pesantren yang menjadi ulama, kiai, ustad dan dai relatif sedikit sekitar 20 persen. Karena itu, tugas RMI NU di bawah kepemimpinan KH Badrudin Hambali untuk juga fokus membantu menyiapkan ruang atau lahan profesional bagi lulusan pesantren.
“Tantangan RMI hari ini di antaranya memastikan lulusan pesantren masuk pada berbagai dimensi kehidupan, misal ruang profesional, karir, dan lainnya yang positif. Tidak melulu jadi ulama,” kata Pengasuh Pesantren Buntet itu.
Dari launching program yang dimunculkan dalam pelantikan, dianggap Kang Wawan merupakan kecerdasan RMI memotret kondisi zaman. Pihaknya bangga RMI NU bekerjasama dengan mitra strategis dalam menyiapkan calon profesional dari lulusan pesantren untuk bekerja dan kuliah di luar negeri.
“Saya rasa harus banyak pilihan untuk menyiapkan lulusan pesantren agar dapat masuk ke dunia profesional atau karir,” tukas dia. (Kalil Sadewo/Kendi Setiawan)
Sumber : nu.or.id