NU Online Cirebon : Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) merilis hasil survei bahwa percakapan media sosial (medsos) kalangan remaja didominasi oleh isu politik dan agama. Di medsos, mereka lebih banyak ngerumpi ketimbang mengakses informasi dan pengetahuan. Melihat hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga H Asrorun Niam Sholeh meminta agar Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) hadir sebagai solusi, pemecah masalah.
“Pastikan IPNU hadir sebagai problem solver,” katanya di hadapan ribuan kader IPNU IPPNU saat bincang bersama alumni di Kongres XIX IPNU dan XVIII IPPNU di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (22/12).
Ia menyampaikan bahwa keterbukaan akses informasi harus dimanfaatkan betul. Di sana, katanya, terdapat ribuan informasi beasiswa. Secara kuantitas, pelajar sudah cukup dominan sehingga perlu juga penguatan dalam kualitasnya. Niam mengatakan bahwa ada kesempatan melakukan lompatan besar untuk menjadi bangsa yang besar. “Jangan sampai karena minim informasi kita kehilangan kesempatan untuk akses mobilitas vertikal,” ujarnya.
Hal itu perlu dioptimalkan oleh kader IPNU dan IPPNU, serta pelajar secara umum guna meningkatkan daya kompetitif di tingkat luar. Bukti keunggulannya, kata Niam, adalah dengan memiliki prestasi. Hal itu tidak mesti berkaitan dengan akademik. Banyak prestasi yang bisa diraih di bidang-bidang lain.
Oleh karena itu, kongres, menurutnya, bukan sekadar pestapora atau sekadar pergantian kepemimpinan. Lebih dari itu, kongres harus membicarakan persoalan pelajar dan menemukan solusinya. Sebab, di situ terdapat tanggung jawab kepelajaran.
Tanggung jawab IPNU dan IPPNU, menurutnya, adalah mengaktualkan keunggulan dan daya kompetitif itu sehingga memiliki daya tarik dan nilai kemanfaatan lebih. “Ini yang harus didiskusikan secara mendalam,” kata Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Melengkapi Niam, Ketua Umum IPNU 2006-2009 Idy Muzayyad mengajak ribuan kader pelajar NU itu untuk meneladani pendiri IPNU dan IPPNU, yakni KH Tolchah Mansoer dan Nyai Hj Umroh Machfudzoh. Ia menyampaikan bahwa Kiai Tolchah merupakan santri yang ahli dalam hukum tatanegara.
Kegiatan yang dipandu oleh Wakil Sekretaris Umum PP IPNU Mufarrihul Hazin juga menghadirkan narasumber lain, yakni Direktur Kurikulum, Sarana, dan Kesiswaan Kementerian Agama Umar.
Tim Publikasi Kongres XIX IPNU dan Kongres XVIII IPPNU
Syakir NF