NU Cirebon
CIREBON – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Arjawinangun menggelar Lailatul Ijtima’ sekaligus Pelantikan Pengurus Ranting NU Desa Arjawinangun.
Acara yang berlangsung di Mushola Eyang Mustaham Blok Kebonpring Kidul Desa Arjawinangun itu mengusung tema “Meneguhkan Kemandirian Jam’iyah, Menyongsong Satu Abad NU”. Kamis, (14/7/2022).
Ketua Tanfidziyah MWC NU Arjawinangun, KH. Muhammad Mansur, MA mengatakan, dengan dilantiknya PR NU Desa Arjawinangun, maka akan menumbuhkan ranting-ranting di 11 Desa yang ada di Kecamatan Arjawinangun.
“Acara ini juga sekaligus momen dari kebahagiaan bersama dalam menjalankan roda organisasi NU,” ujarnya.
Kiai Mansur menambahkan, dengan hadirnya ranting NU ini dapat menjadi percontohan bagi Desa-Desa yang belum terbentuk kepengurusan NU.
“Selain itu, MWC NU memiliki program kolaborasi beasiswa bersama kampus Bunga Bangsa Cirebon (BBC) , STIKES Mahardika dengan mengajak pelajar yang ingin melanjutkan studi kuliah,” kata Kiai Mansur.
Untuk program beasiswa ini, lanjut Kiai Mansur, jumlah total yang diberikan kepada LPTNU sebesar 20 Juta rupiah.
“Selain itu, kerjasama MWC NU juga terfokus pada pengembangan ekonomi organisasi yang ditopang oleh LPNU dalam kerjasama travel, baik dalam hal umroh, ziarah, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Kiai Mansur mengajak warga NU Arjawinangun untuk bersinergi, dan mewujudkan cita-cita bersama.
Dalam kesempatan yang sama, KH Mahsun Muhammad selaku Rois Syuriyah MWC NU Arjawinangun mengajak warga NU Arjawinangun untuk bersama bergerak dalam menghidupkan NU.
“Mari bergerak, karena bergerak itu menandakan ia hidup. Jika tidak bergerak, maka harus diwaspadai karena itu patut dipertanyakan ia masih hidup atau sudah mati?,” ujarnya.
Kiai Mahsun menceritakan bahwa resolusi jihad NU itu perjuangan yang berdarah-darah dan penuh sejarah.
Maka dari itu, lanjut Kiai Mahsun, nasihat KH Hasyim Asy’ari harus melekat selalu melekat di hati, bahwa siapa yang mengurusi NU maka akan dianggap sebagai santrinya, dan akan didoakan Khusnul khatimah beserta keluarganya.
“Harapan dari Lailatul Ijtima’ ini sebagai malam berkumpul dan bertukar ilmu. Semoga NU bisa lebih kreatif, adaptif, dan inovatif,” kata Kiai Mahsun.
Ia mengingatkan bahwa NU bukan hanya terfokus pada jam’iyah. Akan tetapi NU juga fokus dalam passion kader yang sesuai dengan bidangnya masing-masing yang digiring untuk aktif di struktur departemen dan lembaga.
“Maka dari itu, terus bergerak adalah sebuah kata yang harus terus-menerus dipertahankan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PR NU Arjawinangun, Ust Amin Bunyamin, S.Pd.I menyampaikan, mimpi-mimpi NU saat ini harus diwujudkan bersama melalui jam’iyah serta menjadi sebuah organisasi yang terstruktur dan dapat dibina.
“Harapan saya, NU ini akan menjadikan alat syi’ar Islam yang kokoh kepada masyarakat,” katanya.
Ust Mustopa, selaku Rois Syuriyah PR NU Arjawinangun mengatakan, dalam menyongsong satu abad NU, ia harus berperan aktif dalam setiap isu.
“Isu-isu yang selama ini bergulir itu harus dijadikan sebagai tantangan bersama. Selain itu kita juga harus menjaga tradisi NU yang tak boleh luntur dan ini sebagai tanggung jawab yang besar.
Ia berharap, semoga dengan bergabungnya warga Arjawinangun di NU ini, NU bisa semakin kuat dan terus jaya sampai dunia akhirat.
Turut juga hadir H. Maman selaku Kepala Desa Arjawinangun dalam acara Lailatul Ijtima’ dan Pelantikan ini. Ia mengucapkan syukur bahwa NU bisa hadir di Arjawinangun dengan mencerahkan diri.
“Saya yakin, dengan adanya NU di Arjawinangun ini para tokoh masyarakat juga turut berbahagia. Saya juga akan mensupport kegiatan-kegiatan NU dalam program apapun itu, khususnya bagi pemberdayaan Desa Arjawinangun untuk kemajuan ranting kelak,” tandasnya.