NU Cirebon
CIREBON – Sebagai upaya buka ruang silaturahmi para seniman tradisi yang ada di Cirebon, Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (PC Lesbumi) Kabupaten Cirebon menggelar kegiatan Pasar Seni Rakyat.
Kegiatan Pasar Seni Rakyat yang berlangsung di Lapang Bola Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon tersebut diresmikan oleh Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi M.Ag. Jumat-Sabtu, (29-30/7/2022)
Selain itu, kegiatan ini turut mendapatkan apresiasi dari masyarakat Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.
Menurut Ketua PC Lesbumi Kabupaten Cirebon Baequni Mohammad Hariri, Pasar Seni Rakyat merupakan program tahunan di kepengurusan PC Lesbumi Kabupaten Cirebon.
“Pasar Seni Rakyat ini sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya Cirebon. Selain itu juga sebagai ruang alternatif yang diberikan kepada para pegiat seni dan khususnya masyarakat agar lebih dekat dan mengenali khazanah kebudayaan yang ada di sekitarnya,” ujarnya.
Di samping itu juga, dalam pagelaran Pasar Seni Rakyat kali ini, kata pria yang akrab disapa Kang Ubay, mengusung tema toleransi beragama dan kesetaraan gender.
“Artinya, kita semua ikut andil dalam merawat keberagaman. Juga memberikan peluang sebesar-besarnya atau kesempatan yang sama untuk para perempuan agar dapat memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki,” kata Ubay.
Dalam kesempatan berbeda, Wahyono An-Najih selaku PIC Pasar Seni Rakyat mengatakan, selain pagelaran seni, ada juga kegiatan lain sebagai rangkaian dari Pasar Seni Rakyat.
“Ada bazar UMKM, bersih-bersih rumah ibadah, pemutaran film, pameran benda pusaka, dan lomba-lomba yang turut dimeriahkan dan diberdayakan oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Sebisa dan semaksimal mungkin, kata Wahyono, kegiatan ini tepat sasaran dan memberikan manfaat jangka panjang.
“Harapannya, semoga kegiatan Lesbumi semacam ini dapat memberikan manfaat bagi para pegiat seni dan masyarakat. Selain menjalin silaturahmi, kita juga berupaya semampu kita menjaga dan merawat tradisi. Jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal apa itu tari topeng Cirebon, misalnya,” pungkas Wahyono.
Pewarta: Uyung Nuha