NU Cirebon
CIREBON – Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon menggelar kegaiatan Cirebon Intellectual Conference (CIC).
Acara yang berlangsung di Hotel Prima Cirebon itu mengusung tema “Cirebon Diaspora: Mewujudkan Spirit Budaya Moderasi dan Multikultural untuk Perdamaian Bangsa”. Selasa, (9/8/2022).
Ketua ISNU Kabupaten Cirebon, Abdul Muiz Syaerozie mengatakan, acara CIC ini merupakan perdana dilaksanakan dan akan diagendakan rutin tiap tahunnya.
“Kami sengaja mengumpulkan cendekia yang ada kaitannya dengang Cirebon serta mengajak tokoh Cirebon untuk memajukan daerah Cirebon khususnya atau Indonesia pada umumnya,” katanya.
Kang Muiz menjelaskan, ISNU Kabupaten Cirebon mencoba menyulam dan menjahit perguruan tinggi di Cirebon.
“ISNU Kabupaten Cirebon setidaknya mengajak 6 kampus untuk meramaikan dan berpartisipasi dalam acara CIC ini,” ujar Kang Muiz.
Ia mengaku bangga dengan terlaksananya acara CIC ini. Karena dengan acra semacam ini harapannya akan menemukan pemikiran baru untuk kemajuan Cirebon.
“Di Cirebon ini memiliki sarjana yang luar biasa, kiprahnya bukan hanya di tingkat Nasional, tapi juga sampai taraf Internasional,” ucap Kang Muiz.
Misalnya, lanjut Kang Muiz, ada Buya Said yang menempati urutan ke-19 tokoh muslim berpengaruh di dunia.
“Selain itu, acara CIC ini tentunya untuk menguatkan potensi yang ada di Cirebon agar generasi muda tertular dan berkah dari para tokoh,” katanya.
Menurutnya, karena acara CIC ini perdana dilaksanakan, maka akan banyak evaluasi kedepannya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menyampaikan terima kasih atas kinerja ISNU Kabupaten Cirebon yang berhasil melaksanakan acara CIC ini.
“NU baru pertama kali mengumpulkan Intelektual melalui ISNU ini. Acara CIC ini merupakan momen yang langka dan berharap ISNU memaksimalkan potensi yang ada pada forum ini,” kata Kiai Aziz.
Lebih lanjut, Kiai Aziz menyampaikan bahwa acara CIC ini meruapakan berkah khusus bagi Bupati Cirebon, karena akan ada gagasan untuk Kabupaten Cirebon itu sendiri.
“ISNU Kabupaten Cirebin ini selalu berpikir akan masa depan Cirebon. Maka, gagasan yang diusung akan brilian dan selaras dengan apa yang dicita-citakan Bupati Cirebon,” ujar Kiai Aziz.
Dengan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing anggota ISNU di bidangnya, lanjut Kiai Aziz, maka diharapkan akan berkontrobusi bagi Kabupaten Cirebon.
“Sehingga hari ini bisa mmemberikan kontribusi maksimal baik di level Civil Society atau pemerintahan,” upanya.
Kiai Aziz berharap, acara CIC ini akan melahirkan sesuai dengan tema yang disusung.
“Di NU ini bukan sesuatu yangg aneh jika gagasan dan pemikirannya selalu berorientasi cara berpikir moderat, tawasut, i’tidal, dan tasamuh,” ujarnya.
Berpikir moderat tidak hanya di sektor agama, kata Kiai Aziz, akan tetapi juga terhadap pemikiran lain. Maka melalui ISNU akan melahirkan gagasan yang seimbang.
“Misalnya qonun asasinya KH Hasyim Asy’ari, ketik melaksanakan syariat Islam dalam bidahng fiqih, maka akan mengarah ke Madzahibul Arba’ah,” paparnya.
Kiai Aziz melanjutkan, para Imam Madzhab ini cara melahirkan gagasan fiqihnya berlandaskan aspek moderat, yakni mempertengahi antara aqli dan naqli.
“Oleh karena itu, dalam konteks CIC ini, harapan saya bagaimana para pemikir dapat melahirkan di berbagai aspek. Jika di bidang ekonomi, maka berikanlah rekomendasi untuk Kabupaten atau Kota Cirebon,” jelasnya.
Sehingga, kata Kiai Aziz, dengan cara berpikir moderat di sektor ekonomi, maka harapannya tidak ada kesenjangan ekonomi.
“Contoh lain misalnya di bidang pendidikan, politik. Maka, diharapkan lahir perilaku politik yang moderat, jangan lahir politik bergaya memakan lawannya,” katanya.
Melalui ISNU ini, kata Kiaia Aziz, bagaimana menciptakan agar Cirebon ini lahir iklim politik yabg kondusif, menghargai yang tua dan yang tua menghargai yang muda.
Sementara itu, Ketua PW ISNU Jawa Barat, Prof. Dr. H. Ulfiah, M.Si, mengaku bersyukur atas apa yang dilakukan oleh PC ISNU Kabupaten Cirebon melalui acra CIC ini.
“ISNU Kabupaten Cirebon ini begitu aktif ketimbang ISNU lainnya. Ketika saya memantau kegiatan ISNU se-wilayah 3 Cirebon saja, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu ISNU nya aktif,” katanya.
Ketika 2 bulan yang lalu, ujar Ulfiah, saat penitia membuat draft CIC ini, dirinya mengaku sebagai merespon
tinggi.
“Sarjana yang ada di ISNU ini harus beda dan memiliki ciri khusus dengan sarjana yang lainnya, karena sarjana ISNU harus memiliki pemahaman Aswaja An Nahdliyah” ujarnya.
Ia meyaki bahwa intelektual muslim yang digagas ISNU akan menghasilkan kontribusi dan rekomendasi yang kuat bagi kemajuan Cirebon.
“Saya berharap CIC ini bukan hanya menghasilkan prosiding dari makalah saja, namun prosiding ini dapat dilanjutkan ke jurnal ilmiah yang bereputasi,” tandasnya.
Perwakilan dari Kemenag RI, Rizky mengatakan siap mensupport kajian, riset, atau wacana-wacana yang menyangkut keagamaan di Indonesia.
“CIC ini lahir dari gagasan bertemu di muktamar moderasi beramagama. Dari ISNU Kabupaten Cirebon berkeinginan untuk menggagas moderasi beragama dengan intelektual generasi muda NU,” jelasnya.
Menurutnya, melalui ISNU ini mampu urun rembuk menggagas moderasi beragama di Cirebon dan Indonesia.
“Cirebon ini menjadi sentrum khazanah intelektual sejak peradaban modern di indonesia dimulai dari membangun peradaban dengan Banten dan Demak,” ucap Rizky.
Rizky menjelaskan, kunci kemajuan bangsa itu dari intelektualnya. Maka Kemenag akan memfasilitasi dan mendukung penuh.