NU Cirebon
PUASA Ramadan merupakan salah kewajiban dalam syariat Islam. Kewajiban melaksanakan puasa di bulan suci itu sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Baqarah: 183. Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Baca Juga: Pengin Mudik Tetap Berpahala? Ini Tipsnya menurut Ketua PBNU
Oleh karenanya, jika seseorang yang sudah berkewajiban puasa Ramadan meninggalkan puasa, maka wajib baginya untuk mengqadha puasa yang ditinggalkannya.
Namun, bagaimana jika ia lupa berapa jumlah puasa yang ditinggalkannya sejak baligh hingga dewasa?
Imam Ibnu Hajar di dalam Fatawi Kubro menjelaskan, orang yang lupa jumlah hutang puasa yang ditinggalkan, maka hendaknya ia memperbanyak melakukan puasa sunah dengan niat mengqadha utang puasa Ramadan.
Sementara dalam Hawasyi As-Syarqowi disebutkan, orang yang lupa akan jumlah hutang puasanya, maka ia mengambil hari-hari yang diyakini puasa dan mengqadha sisa hari yang lainnya.
Perihal penentuan jumlah puasa yang ditinggalkan itu sama seperti orang yang lupa akan jumlah salat yang ditinggalkan. Hal itu sebagaimana keterangan dalam Is’adur Rofiq halaman 143.
فان لم يعرف مقدار ما عليه من الصلوات مثلا فقال الغزالي تحري وقضى ما تحقق انه تركه من حين بلوغه
“Apabila seseorang tidak mengetahui jumlah sholat yang ditinggalkan, maka menurut Imam Al-Ghazali ia meneleti betul dan mengqadhai jumlah salat yang diyakini ditinggalkannya sejak memasuki umur baligh.”[] (Iin Sholihin)