Wednesday, June 11, 2025
NU Kabupaten Cirebon
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
NU Kabupaten Cirebon
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
NU Kabupaten Cirebon
No Result
View All Result

Hukum Berhubungan Badan setelah Niat Puasa

sofhaladnan by sofhaladnan
05/03/2025
in Fiqih
0
Home Keislaman Fiqih

NU Cirebon

RELATED POST

Panitia Zakat Bukan Amil? Simak Penjelasan Ini

Apakah Guru, Ustaz, Kiai Boleh Menerima Zakat Fitrah? Ini Penjelasnnya

SELAMA bulan Ramadan umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga magrib. Namun, bagaimana jika seseorang telah berniat puasa di malam hari, lalu berhubungan badan sebelum masuk waktu subuh? Apakah niat puasanya menjadi batal dan harus diulang?

Sebagian orang mungkin masih ragu dalam hal ini. Banyak dari mereka mengira bahwa setelah berniat, seseorang harus menjaga dirinya dari segala hal yang membatalkan puasa, termasuk di malam hari. Padahal, menurut kajian fikih, berhubungan suami istri pada malam hari setelah berniat puasa tidak membatalkan niat tersebut.

Baca: Hukum Meninggalkan Puasa Bagi Pekerja Berat

Pendapat tersebut seperti yang dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah Ala al-Manhaj karya Imam Bujayromi berikut ini:

(وتصح) النية (وإن أتى بمناف) للصوم كأن جامع أو استقاء (أو نام، أو انقطع نحو حيض) كنفاس.

“Niat tetap sah meskipun melakukan hal yang membatalkan puasa, seperti berhubungan badan, muntah dengan sengaja, tidur, atau terputusnya haid seperti nifas.”

Dari keterangan ini, dapat dipahami bahwa melakukan hubungan suami istri pada malam hari setelah berniat puasa tidak membatalkan niat tersebut. Artinya, seseorang tidak perlu mengulang niat puasanya setelah melakukan aktivitas tersebut, selama masih dalam rentang waktu yang diperbolehkan, yakni sebelum fajar.

Dalam Islam, niat adalah tekad dalam hati untuk menjalankan ibadah tertentu. Dalam konteks puasa Ramadan, niat dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Setelah niat tersebut dilakukan, seseorang tetap diperbolehkan melakukan berbagai aktivitas yang memang dibolehkan di malam hari, termasuk makan, minum, dan berhubungan suami istri.

Karena puasa baru dimulai sejak terbit fajar, maka hal-hal yang membatalkan puasa hanya berlaku setelah masuk waktu subuh, bukan sebelumnya. Oleh karena itu, meskipun seseorang telah berniat puasa, ia tetap boleh melakukan hubungan suami istri di malam hari tanpa harus mengulang niatnya.

Meskipun berhubungan badan sebelum fajar tidak membatalkan niat puasa, hukum yang berbeda berlaku jika hubungan badan dilakukan setelah waktu subuh tiba. Jika suami istri berhubungan badan setelah azan subuh, maka puasa keduanya menjadi batal, dan mereka harus membayar kafarat berupa:

1. Memerdekakan budak (jika mampu, meskipun saat ini sudah tidak relevan)

2. Jika tidak mampu, berpuasa selama dua bulan berturut-turut

3. Jika masih tidak mampu, memberi makan 60 orang miskin.

Oleh karena itu, bagi pasangan suami istri yang ingin menjalankan ibadah puasa dengan sempurna, sangat penting untuk menjaga waktu dan memastikan hubungan suami istri tidak dilakukan setelah masuk waktu subuh.

Wallahu A’lam… 

*Artikel ini merupakan hasil dari program serial Fikih Puasa yang digagas LBM PCNU Kabupaten Cirebon. 

Tags: Fikih PuasaHukumLBMRamadan
ShareTweetPin

Related Posts

Panitia Zakat Bukan Amil? Simak Penjelasan Ini
Fiqih

Panitia Zakat Bukan Amil? Simak Penjelasan Ini

30/03/2025
Apakah Guru, Ustaz, Kiai Boleh Menerima Zakat Fitrah? Ini Penjelasnnya
Fiqih

Apakah Guru, Ustaz, Kiai Boleh Menerima Zakat Fitrah? Ini Penjelasnnya

30/03/2025
Alat Pembayaran Zakat Fitrah dan Besarannya
Fiqih

Alat Pembayaran Zakat Fitrah dan Besarannya

30/03/2025
Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Fiqih

Golongan yang Berhak Menerima Zakat

30/03/2025
Hukum, Syarat, dan Waktu Pembayaran Zakat Fitrah
Fiqih

Hukum, Syarat, dan Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

30/03/2025
Ingat! Pemudik yang tidak Berpuasa Wajib Qadha
Fiqih

Ingat! Pemudik yang tidak Berpuasa Wajib Qadha

29/03/2025
Next Post
Junub saat Subuh, Apakah Puasanya Tetap Sah?

Junub saat Subuh, Apakah Puasanya Tetap Sah?

Jln. Dewi Sartika No. 9, Sumber

Follow us

RECENT NEWS

  • LPBI NU Kabupaten Cirebon Terjun Bantu Penanganan Bencana Longsor Gunung Kuda
  • LPBH NU Cirebon Bersama Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Adakan Penyuluhan Hukum untuk Warga Suranenggala
  • Gelar Madrasah Du’at Angkatan III, LD PWNU Jabar Bekali Peserta Wawasan dan Keterampilan Dakwah
  • Ketua PCNU Kabupaten Cirebon Tekankan Pentingnya Adaptasi Teknologi dalam Berdakwah

CATEGORIES

  • Agenda
  • Banom
  • Daerah
  • Doa dan Dzikir
  • Fiqih
  • Hukum
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Khutbah Jumat
  • Lembaga
  • MWC
  • Nasihat Ulama
  • Nasional
  • Opini
  • PC NU
  • Pengumuman
  • Pesantren
  • Ragam
  • Sirah
  • Tafsir
  • Tanya-Jawab
  • Tasawuf
  • Tawsiyah
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Warta
  • Agenda
  • Amaliya-NU
  • BANOM NU Kabupaten Cirebon
  • Home
  • Home 1
  • Home 2
  • Home 3
  • Khutbah Jum’at
  • Kirim Tulisan
  • Lembaga NU Kabupaten Cirebon
  • Login
  • MWC NU Kabupaten Cirebon
  • NU TV Cirebon
  • PC NU Kabupaten Cirebon
  • Pesantren
  • Registrasi Garuda Cyber NU
  • Submissions
  • SUSUNAN REDAKSI

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.

No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.