NU Cirebon
Cirebon: Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Cirebon menggelar Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2024. Acara yang menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon itu berlangsung di Aula Utama PCNU pada Ahad, 17 November 2024.
Ketua panitia Alifatul Arifiati, S.H menjelaskan bahwa acara tersebut dihadiri 100 orang perwakilan dari Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat NU se-Kabupaten Cirebon.
Melalui acara tersebut, Alifatul meminta para perempuan di Kabupaten Cirebon untuk sadar akan hal suara mereka.
Baca: Kapolresta Doakan Santri Cirebon Jadi Pemimpin Hebat di Masa Depan
“Saat ini pemilih perempuan masuk dalam daftar pemilih tertinggi, oleh karenanya pemilih perempuan harus sadar akan pentingnya peran perempuan dalam memberikan hak suara,” ujar dia.
Sementara itu Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon, Roziqoh, M.Pd menyebut bahwa tren pemilih dari golongan perempuan mengalami kenaikan sebanyak 4%.
“Fakta ini bisa menjadi celah bagi perempuan untuk memberikan hak suaranya dalam proses pemilihan Bupati dan wakil Bupati tahun 2024,” sebutnya.
Acara tersebut juga dihadiri perwakilan KPU Kabupaten Cirebon, Masyhuri Abdul Wahid. Ia mengapresiasi Fatayat sebagai pemilih aktif yang berkontribusi banyak dalam pemberian hak suaranya.
“Dengan kontribusi besar dari Fatayat NU harapannya dapat mensukseskan Pilkada 2024 sehingga mendapat Bupati dan wakil Bupati kita yang mampu membawa Kabupaten Cirebon pada kemajuan dan kejayaan,” katanya.
Narasumber lainnya yang juga dari KPU, Husnul Khotimah, S.Fil i, M.H dari mengatakan bahwa perempuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pelaksanaan Pilkada dan menyukseskan Pilkada 2024.
“Dari Pilkada ke Pilkada, pemilih perempuan makin meningkat, selisih pemilih perempuan dengan laki-laki selisihnya mencapai 20 ribuan suara,” jelasnya.
Dalam sosialisasinya, Husnul Khotimah menyampaikan bahwa partisipasi perempuan dalam memberikan hak suaranya dengan cerdas akan pilihannya.
“Kita harapkan perempuan tentunya lebih aktif dan juga ke depannya perempuan ini bukan hanya jadi objek saja untuk meraup suara, tetapi juga dilibatkan sebagai subjek nanti di pemilihan,” pungkasnya.[]