Thursday, December 25, 2025
NU Kabupaten Cirebon
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
NU Kabupaten Cirebon
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
NU Kabupaten Cirebon
No Result
View All Result

Ragam Hukum Muntah saat Puasa

sofhaladnan by sofhaladnan
18/03/2025
in Fiqih, Warta
0
Home Keislaman Fiqih

NU Cirebon

RELATED POST

Konfercab Fatayat NU Kabupaten Cirebon Tetapkan Ketua Baru, Dorong Rejuvenasi Kepemimpinan Perempuan

Ansor-Banser Gelar Apel Kebangsaan, 10 Ribu Banser Siaga Pengamanan Nataru 2026

MUNTAH saat berpuasa sering menjadi pertanyaan umat Islam, terutama terkait apakah hal tersebut membatalkan puasa atau tidak. Dalam fikih, muntah dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu muntah yang tidak disengaja dan muntah yang disengaja. Masing-masing memiliki hukum yang berbeda dalam menentukan sah atau batalnya puasa seseorang.

Jika seseorang muntah karena tidak mampu menahan mual atau secara alami tubuh mengeluarkan isi perut tanpa disengaja, maka puasanya tetap sah dan tidak perlu mengqadha.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud:

مَنْ ذَرعَه الْقَيءُ وَهو صائمٌ، فَليسَ عَليهِ قَضاءٌ، وَمَن استَقاءَ فَليقْضِ

“Barang siapa terdorong untuk muntah dan dia berpuasa, maka tidak ada kewajiban qadha baginya. Dan barang siapa sengaja untuk muntah maka wajib baginya untuk qadha.” (HR. Abu Dawud).

Hadis ini menegaskan bahwa muntah yang terjadi tanpa kesengajaan tidak membatalkan puasa. Misalnya, seseorang mengalami mabuk perjalanan, mual karena sakit, atau mencium bau tak sedap yang memicu muntah secara spontan.

Sebaliknya, muntah yang disengaja—seperti dengan memasukkan jari ke tenggorokan atau menggunakan obat untuk memancing muntah—dapat membatalkan puasa. Bahkan, jika dokter menyarankan muntah sebagai bagian dari pengobatan, puasanya tetap dianggap batal dan harus diganti (qadha).

Dalam kitab Hasyiyah karya Syaikh Mahfudh Termas, disebutkan:

لَوْ احْتاجَ المَريضُ إلى التَّقيُّؤِ لِأجْل التَّداوي بقَولِ طَبيبٍ أفْطرَ. أي: وَعَليهِ القَضاءُ.

“Jika seseorang yang sakit butuh untuk muntah untuk pengobatan sesuai saran dokter, maka puasanya batal.”
Dari keterangan ini, jelas bahwa tindakan muntah yang disengaja, baik karena alasan medis maupun lainnya, tetap membatalkan puasa.

Jika seseorang muntah, lalu tanpa sengaja sebagian muntahan kembali tertelan, puasanya tidak batal karena tidak disengaja. Namun, jika seseorang dengan sengaja menelan kembali muntahannya, maka puasanya batal.[]

Wallahu A’lam…. 

*Artikel ini merupakan hasil dari program serial Fikih Puasa yang digagas LBM PCNU Kabupaten Cirebon. 

Ikuti saluran WhatsApp NU Cirebon untuk mendapatkan update artikel menarik lainnya.

Tags: Fikih PuasaLBMPuasaRamadanRamadan 2025
ShareTweetPin

Related Posts

Konfercab Fatayat NU Kabupaten Cirebon Tetapkan Ketua Baru, Dorong Rejuvenasi Kepemimpinan Perempuan
Banom

Konfercab Fatayat NU Kabupaten Cirebon Tetapkan Ketua Baru, Dorong Rejuvenasi Kepemimpinan Perempuan

25/12/2025
Ansor-Banser Gelar Apel Kebangsaan, 10 Ribu Banser Siaga Pengamanan Nataru 2026
Banom

Ansor-Banser Gelar Apel Kebangsaan, 10 Ribu Banser Siaga Pengamanan Nataru 2026

23/12/2025
Bacaan Niat Puasa Sunnah Rajab
Fiqih

Bacaan Niat Puasa Sunnah Rajab

20/12/2025
6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Rajab
Fiqih

6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Rajab

18/12/2025
Resmi Dilantik, PC IPNU IPPNU Kabupaten Cirebon 2025–2027 Fokus pada Ilmu Pengetahuan, Kemandirian, dan Kebudayaan
Warta

Resmi Dilantik, PC IPNU IPPNU Kabupaten Cirebon 2025–2027 Fokus pada Ilmu Pengetahuan, Kemandirian, dan Kebudayaan

17/12/2025
Cara Pemesanan eNU Mineral via Platform 1 Klik
Warta

Cara Pemesanan eNU Mineral via Platform 1 Klik

07/12/2025
Next Post
Hukum USG Transvaginal saat Berpuasa, Apakah Membatalkan? 

Hukum USG Transvaginal saat Berpuasa, Apakah Membatalkan? 

Jln. Dewi Sartika No. 9, Sumber

Follow us

RECENT NEWS

  • Konfercab Fatayat NU Kabupaten Cirebon Tetapkan Ketua Baru, Dorong Rejuvenasi Kepemimpinan Perempuan
  • Ansor-Banser Gelar Apel Kebangsaan, 10 Ribu Banser Siaga Pengamanan Nataru 2026
  • Bacaan Niat Puasa Sunnah Rajab
  • 6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Rajab

CATEGORIES

  • Agenda
  • Banom
  • Daerah
  • Doa dan Dzikir
  • Fiqih
  • Hukum
  • Keislaman
  • Khutbah
  • Khutbah Jumat
  • Lembaga
  • MWC
  • Nasihat Ulama
  • Nasional
  • Opini
  • PC NU
  • Pengumuman
  • Pesantren
  • Ragam
  • Sirah
  • Tafsir
  • Tanya-Jawab
  • Tasawuf
  • Tawsiyah
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Warta
  • Agenda
  • Amaliya-NU
  • BANOM NU Kabupaten Cirebon
  • Home
  • Home 1
  • Home 2
  • Home 3
  • Khutbah Jum’at
  • Kirim Tulisan
  • Lembaga NU Kabupaten Cirebon
  • Login
  • MWC NU Kabupaten Cirebon
  • NU TV Cirebon
  • PC NU Kabupaten Cirebon
  • Pesantren
  • Registrasi Garuda Cyber NU
  • Submissions
  • SUSUNAN REDAKSI

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.

No Result
View All Result
  • Warta
    • Nasional
    • Daerah
  • Ragam
  • Opini
  • Keislaman
    • Doa dan Dzikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Tasawuf
    • Tafsir
  • Pesantren
  • Tokoh
  • Kisah
  • NU Peduli
  • Kirim Tulisan

© 2023 PC NU Kabupaten Cirebon - Dikelolah Oleh LTN NU Kabupaten Cirebon.